Sumber: Bintang Merah Nomor Special Jilid II, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1960
Kawan-kawan Presidium, dan kawan-kawan kongresisten yang terhormat.
Setelah mendengar Laporan Umum CC PKI yang disampaikan oleh Kawan Sekjen Kawan D. N. Aidit, mengingat begitu banyak segi-segi persoalan yang dicakup Laporan Umum itu, CP Bangka di dalam sambutannya sudah tentu tidak mungkin mengutarakan pendapat secara luas dan menyeluruh. Dengan bersifat lebih memperkuat isi Laporan Comite Central Partai, saya membatasi pembicaraan hanya pada soal-soal menonjol yang dirasakan dalam praktek daerah sebagai berikut:
Kawan-kawan,
Di dalam Laporannya Kawan Sekjen kita secara jitu merumuskan, bahwa menghadapi kebangkrutan sistem demokrasi liberal, di tangan Rakyat Indonesia sudah ada senjata, yaitu Konsepsi Presiden dan Sistem Demokrasi Terpimpin, dan krisis demokrasi liberal ini supaya berakhir dengan kemenangan rakyat. Kesimpulan di atas sepenuhnya sesuai dan cocok dengan pendirian rakyat pekerja Indonesia, kaum demokrat yang cinta demokrasi dan persatuan, sebab demokrasi bagi rakyat mutlak tidak bisa lagi dipisah-pisahkan dalam kehidupan serta perjuangan sehari-hari. Menurut anggapan saya, demokrasi bagi rakyat sekarang tengah dibahayakan. Kekuatan-kekuatan yang sebetulnya menjadi sandaran dalam menghancurkan perintang-perintang revolusi yaitu partai-partai dan organisasi-organisasi rakyat yang mati-matian membela Republik Proklamasi, kebebasan bergeraknya dibatasi. Lebih-lebih lagi dengan adanya larangan kegiatan-kegiatan politik, Bangka sebagai pulau yang boleh dikata cukup aman, sudah sejak Februari 1959 yang lalu dikenakan peraturan Larangan Kegiatan Politik. Di Mentok ada patroli-patroli gabungan bersenjata tiap dua jam sekali. Rakyat tidak mengerti apa maksudnya tindakan demikian diadakan. Kaum reaksi dan bunglon-bunglon yang wataknya memang anti-demokrasi, anti persatuan dan anti-rakyat, tetapi ramai-ramai ikut-ikut “Kembali ke UUD ‘45” menggunakan kesempatan ini untuk melumpuhkan kader-kader dan para aktivis organisasi-organisasi rakyat dan untuk merintangi kerja bakti yang diselenggarakan oleh Partai guna kepentingan rakyat. DPRD-DPRD sebagai lembaga demokrasi tidak boleh bicara soal-soal politik. Ini juga tidak dimengerti oleh rakyat. Kenyataan-kenyataan tersebut lebih-lebih memperkuat isi Laporan Umum: bahwa walaupun Rakyat Indonesia sudah memilih demokrasi, fasisme masih tetap merupakan bahaya. Karena adanya larangan itu, maka rakyat kurang ada kesempatan cukup untuk memberikan sumbangannya dalam melaksanakan politik “Kembali ke UUD ‘45”.
Kawan-kawan,
Berbicara tentang penggalangan Front Persatuan, garis yang ditetapkan oleh Partai: yaitu mengembangkan kekuatan progresif, bersatu dengan kekuatan tengah dan memencilkan kekuatan kepala batu pada pokoknya betul-betul telah berhasil membuat kaum kepala batu terpojok. Garis itu masih perlu dilanjutkan terus sampai seluruh kekuatan mereka terbasmi sampai ke akar-akamya. Mereka itu di daerah-daerah dengan bantuan Kuomintang cukup lincah mengacaukan ekonomi, baik dalam bentuk penyelundupan-penyelundupan maupun penimbunan-penimbunan barang-barang kebutuhan rakyat. Soal penggalangan Front Persatuan Nasional praktek di daerah menunjukkan seperti dalam DPRD, goalnya konsep Partai dalam hal menentukan Personalia DPD, Ketua dan Wakil Ketua DPRD, perbaikan upah bagi pekerja harian Daerah dari upah Rp. 7,- minimum dinaikkan menjadi Rp. 12,50 berikut tunjangan-tunjangan keluarga, kenaikan-kenaikan 100% tarif ganti rugi bagi tanaman-tanaman kaum tani yang tanahnya dipakai buat Pertambangan Negara, bantuan bibit, rabuk dan irigasi, Partai bersama-sama PNI-Baperki berhasil memencilkan pimpinan reaksioner dan Masjumi. (tepuk tangan). Jadi, ketepatan garis Partai dalam menggalang Front Persatuan Nasional seperti yang dirumuskan itu baik secara nasional, maupun secara daerah telah cukup diuji kebenarannya dan cocok dengan analisa bersandarkan imbangan-imbangan kekuatan politik di negeri kita. Semboyan: Perbaikan pekerjaan Front Persatuan Nasional, pencilkan lebih Ianjut kekuatan kepala batu, merupakan senjata yang harus selalu dipegang dalam menghadapi berbagai konflik dan liku-liku menuju pelaksanaan tuntutan Revolusi Agustus ‘45 sampai ke akar-akamya.
Kawan-kawan,
Dengan sistem ekonomi sekarang ini sulit diharapkan akan bisa dicapai masyarakat makmur dan berhasilnya usaha-usaha perbaikan ekonomi. Mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi tanpa dibarengi dengan tindakan-tindakan mempertinggi produksi, mengutamakan ekonomi sektor negara dan dibantunya usaha-usaha nasional partikelir pasti tidak akan berhasil. Mestinya terhadap modal-modal kecil asing yang tidak mentransfer keuntungan-keuntungan ke luar negeri dan hanya berputar dalam negeri saja, seharusnya bisa dipakai membantu lancamya pendistribusian sandang-pangan rakyat. Dilarangnya kegiatan-kegiatan pedagang kecil asing Tionghoa, bagi daerah Bangka sedikit banyak ada resikonya, yaitu terjadi kemacetan-kemacetan sementara dalam hal peredaran barang-barang kebutuhan rakyat sehari-hari, mengingat besamja jumlah pedagang kecil Tionghoa di daerah ¡ni.
Bangkrutnya usaha-usaha nasional akibat tidak mampu bersaing dengan modal monopoli asing langsung dirasakan oleh rakyat. Karet rakyat pada bulan Juli berharga Rp. 14.60, bulan Agustus 59 merosot menjadi Rp. 5 per kg. Lada telah mencapai harga Rp. 24,- merosot menjadi Rp. 9,- per kg. Tetapi, sebaliknya bertentangan dengan prinsip sandang-pangan murah, harga beras dari Rp. 9,- rata-rata naik menjadi Rp. 14,50, lebih-lebih waktu belakangan ini beras sudah sulit dicari sedang harganya membubung sampai Rp. 17,- per kg. Belum lagi setahun berdirinya Partai bersama-sama kaum buruh tambang pada tahun 1953 telah berhasil memelopori perjuangan rakyat untuk mengakhiri sama sekali kekuasaan Belanda atas perusahaan vital tambang timah di Bangka. Ini membuktikan dengan jelas, bahwa PKI berjuang tidak mementingkan diri sendiri, peranan pelopor dan watak nasionalnya Partai dalam sikap dan perbuatannya sudah terlalu banyak bukti buat rakyat. Itulah pula sebabnya PKI di mana saja berada di sekelilingnya berkerumun massa. Perjuangan rakyat di sana yang belum selesai dan ini pada pokoknya telah termasuk dalam program PKI, yaitu soal pentingnya kita mendirikan bengkel-bengkel keperluan pembikinan onderdeel dan soal pengecoran timah jangan lagi dilakukan di luar negeri. Kaum buruh kita punya cukup kemampuan untuk mengolah sendiri hasil-hasil tambang kita dan apabila dilaksanakan tidak sedikit devisa bisa dihemat. OIeh sebab itu Program PKI di bidang ekonomi merupakan jalan ke luar yang paling tepat untuk mengatasi bencana yang sedang mencengkeram ekonomi kita sekarang.
Kawan-kawan,
Di bawah bimbingan Comite Central yang diketuai Kawan D. N. Aidit, Partai kita dengan dipersenjatai garis-garis tepat Kongres Nasional ke-V ternyata disamping berhasil mengubah Partai dari kecil menjadi besar, dari kedudukannya yang merangkak sekarang sudah tampil di depan meneruskan perjuangan rakyat untuk Indonesia yang merdeka penuh dan demokratis. Kesemuanya itu hanya mungkin terjadi karena pimpinan Comite Central Partai yang sekarang bulat di lapangan ideologi, politik dan organisasi. (tepuk tangan). Dengan membersihkan diri dari semua penyakit-penyakit berkat pimpinan yang Leninis dan Kawan-kawan Comite Central Partai kita betul-betul sudah menjadi Partai bolsyewik yang meluas di seluruh negeri. (tepuk tangan) Partai kian menjadi tambah berakar di dalam hati rakyat karena amalnya yang cukup konkret telah dirasakan oleh mereka. Keadaan ini membuat rakyat tidak mau dipisahkan dari PKI.
Kawan-kawan,
Mengenai soal meneruskan pembangunan Partai, yaitu melaksanakan kesimpulan: menjadikan Partai yang kuat dan meluas di seluruh negeri, saya berpendapat Comite Central sudah bertindak tepat pada waktunya dengan membentuk Comite-Comite Pulau yang langsung berhubungan dengan Comite Central. Perubahan penting ini akan sangat membantu CP cepat mengatasi kesulitannya, sekalipun kedudukannya terpencil.
Pada pokoknya karena Laporan Umum CC Partai secara luas sudah berisikan analisa-analisa konkret terhadap semua soal yang dihadapi rakyat, saya memberi dukungan penuh terhadap isi laporan. Mari kita jadikan garis-garis baru Kongres ini sebagai tinju terhadap imperialis, tuan feodal, yang mengantarkan rakyat memenangkan Demokrasi Terpimpin dan Kabinet Gotong-Royong. (tepuk tangan).
Kepada Kongres dari mimbar ini saya sampaikan salam massa Komunis di daerah Bangka yang sudah tentu menanti-nantikan hasil-hasil Kongres kita.
Sekian dan terima kasih. (tepuk tangan)