Sumber: Bintang Merah Nomor Special Jilid I, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1960
Kongres Nasional ke-VI Partai Komunis Indonesia, yang dilangsungkan pada tanggal 7-14 Sptember 1959 di Jakarta, setelah mendiskusikan Laporan Umum CC yang disampaikan oleh Sekretaris Jendral CC, Kawan D.N. Aidit, yang berjudul “UNTUK DEMOKRASI DAN KABINET GOTONG-ROYONG’’, berpendapat bahwa CC Partai pada pokoknya telah dapat melaksanakan dengan baik tugas-tugas yang ditetapkan oleh Kongres Nasional ke-V dan bahwa tugas-tugas baru di lapangan ideologi, politik dan organisasi yang dirumuskan dalam Laporan ini adalah tepat sepenuhnya, dan karenanya dengan suara bulat menyetujui Laporan Umum tersebut.
Sejak Kongres Nasional ke-V banyak pengalaman-pengalaman yang kaya telah disimpulkan, dan apapun yang sudah terjadi serta betapapun kesulitan yang pernah di hadapi Rakyat dan Partai, sekarang kita berada dalam situasi dalam dan luar-negeri, dan situasi intern Partai, yang jauh lebih baik, lebih maju dan lebih terkonsolidasi. Dapat dikatakan bahwa Partai selalu berada dalam kedudukan memegang inisiatif dalam kehidupan politik negera, kepercayaan massa Rakyat akan kebenaran garis politik Partai semakin besar, kenyataan mana membikin makin beratnya kewajiban dan tanggung-jawab Partai, karena persoalan-persoalan yang dihadapi Partai semakin luas dan pelik.
Kongres menyetujui kesimpulan bahwa tugas-tugas urgent kita belum berubah dari yang ditetapkan oleh Kongres Nasional ke-V Partai, yaitu, pertama, menggalang front persatuan nasional anti-imperialis yang berbasiskan persekutuan kaum buruh dan kaum tani anti-feodal dibawah pimpinan klas buruh; dan kedua, meneruskan pembangunan Partai yang tersebar di seluruh negara dan mempunyai karakter massa yang luas, yang sepenuhnya terkonsolidasi dilapangan ideologi, politik dan organisasi. Berdasarkan kedua tugas urgent kita itu, Kongres juga menyetujui empat semboyan yang dikemukakan didalam Laporan, yaitu : “Dengan PKI didepan meneruskan perjuangan Rakyat untuk Indonesia yang merdeka penuh dan demokratis”, “Perbaiki pekerjaan front nasional, pencilkan lebih lanjut kekuatan kepala batu”, “ Perkuat front internasional aniti-kolonial dan cinta damai” dan “Lanjutkan pembangunan Partai diseluruh negara yang bersatu erat dengan massa, yang terkonsolidasi dilapangan ideologi, politik dan organisasi”, yang selanjutnya akan menjiwai semua kegiatan kita, terutama kegiatan-kegiatan untuk demokrasi dan Kabinet Gotong-royong, sesudah Kongres Nasional ke-VI Partai, yang berarti bahwa kita menunaikan tugas-tugas nasional dan internasional kita.
1. Imperialisme Belanda Musuh Pertama, Imperialisme Amerika Serikat yang Paling Berbahaya
Kongres membenarkan kesimpulan, bahwa apa yang dinyatakan dalam Program PKI, yaitu tentang tugas-tugas pembebasan nasional dan perubahan-perubahan demokratis di Indonesia yang belum lagi terlaksana, sampai sekarang masih tetap berlaku. Walaupun telah tercapai hasil-hasil dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda dan dalam pendemokrasian sistem pemerintahan, sama sekali tidaklah berarti bahwa tugas-tugas pembebasan nasional dan perubahan-perubahan demokratis di negara kita telah rampung.
Dari kenyataan bahwa perjuangan Rakyat Indonesia untuk mengakhiri kekuasaan kaum imperialis Belanda masih belum selesai, bahwa tugas pembebasan nasional masih sama sekali belum rampung, bahwa indonesia masih belum merdeka penuh atau pada hakikatnya masih setengah-jajahan, maka oleh karena itu imperialisme Belanda masih tetap merupakan musuh pertama Rakyat Indonesia.
Dari kenyataan masih bercokolnya sisa-sisa feodalisme di desa-desa, maka jelaslah bahwa kita tidak mungkin berbicara tentang sudah terlaksananya tugas-tugas perubahan demokratis, dan bahwa oleh karena itu Indonesia masih tetap merupakan negara setengah-feodal.
Selain daripada itu, kita sama sekali belum dapat berbicara tentang selesainya tugas-tugas pembebasan nasional, karena imperialisme Amerika Serikat makin lama makin mendesak kedudukan imperialis Belanda dan makin menempati kedudukan-kedudukan penting di Indonesia dilapangan ekonomi, politik dan kebudayaan, sehingga dari kenyataan ini Laporan menarik kesimpulan bahwa imperialisme AS adakah musuh Rakyat Indonesia yang paling berbahaya berhubung imperialisme ini adalah yang paling agresif, paling mampu melaksanakan maksud-maksud jahatnya, berhubung karena penanaman modalnya yang makin besar di Indonesia, berhubung masih agak banyaknya orang-orang Indonesia yang bekedudukan penting yang naif mengira imperialisme AS tidak begitu jahat. Politik anti-imperialisme tanpa melawan infiltrasi dan intrik-intrik AS adalah omong –kosong.
Oleh karena itu Kongres membenarkan kesimpulan, bahwa kewajiban pembebasan nasional kita sekarang ialah membersihkan sisa-sisa kolonialisme Belanda dan dengan teguh melawan kegiatan subversif AS dan SEATO nya, mencegah bertambahnya penanaman modal AS dan imperialis lainnya serta memperlakukan perusahaan-perusahaan AS sama dengan perusahaan-perusahaan Belanda, apabila AS terus menerus mempersenjatai gerombolan-gerombolan kontra-revolusioner atau memberikan bantuan bersenjata kepada Belanda dalam melakukan agresinya terhadap Republik Indonesia. Dalam hubungan ini adalah sangat penting untuk meneruskan perjuangan menuntut dibatalkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing.
2. Indonesia Masih Tetap Dalam Cengkraman Krisis Ekonomi
Indonesia masih tetap berada dalam cengkraman krisis ekonomi yang terus menerus sebagai akibat sifat ekonomi yang kolonial. Krisis ekonomi Amerika Serikat dalam tahun 1957-1958, yang berakibat sangat luas pada dunia kapitalis lebih memperdalam lagi cengkraman krisis pada tubuh ekonomi Indonesia.
Mengenai sebab-sebab pokok yang menyebabkan masih berlangsungnya keadaan ekonomi yang suram itu, Kongres membenarkan Laporan yang menyimpulkan sbb.:
Pertama, pembagian kerja internasional secara kapitalis, dimana Indonesia termasuk didalamnya, mengakibatkan (a) perbedaan yang semakin besar diantara negara-negara industri dan negara-negara terbelakang, dan (b) tetap terbelakangnya keadaan negara-negara yang sudah terbelakang itu. Hal ini telah membikin Indonesia praktis tidak mempunyai potensi dan kemampuan untuk mengatur dan memperbesar produksinya dalam segala lapangan. Kedudukan bahan-bahan ekspor kita yang makin tak terjamin dipasaran dunia kapitalis, karena menghadapi saingan barang-barang sintetis, spekulasi dan manipulasi harga dari kaum monopolis besar, kegoncangan permintaan yang semakin sering dan hebat serta pasaran kapitalis yang semakin terbatas, telah membikin tidak mampunya Indonesia meng impor barang-barang yang diperlukan, terutama barang-barang modal dan ini menyebabkan tidak adanya dasar sama sekali bagi Indonesia untuk memperbesar produksi barang-barang yang dijual dalam pasaran kapitalis itu.
Kedua, sisa-sisa feodalisme yang masih merajarela tidak memungkinkan pembebasan tenaga-tenaga produktif di desa-desa dan tidak memungkinkan adanya kenaikkan produksi bahan-bahan makanan dan hasil-hasil pertanian lainnya.
Ketiga, krisis ekonomi Indonesia juga disebabkan oleh sangat lemahnya ekonomi sektor negara, yang seharusnya menempati “posisi komando” dan yang seharusnya mendorong, memimpin serta memupuk perkembangan industri dalam negeri, khususnya perkembangan industri berat. Lemahnya ekonomi sektor negara juga menyebabkan pemerintah tidak akan dapat mengatasi kesukaran-kesukaran keuangan, berupa defisit yang terus menerus meningkat dalam anggaran belanja negara dan kenaikan uang yang dipinjam dari bank sentral.
Singkatnya, krisis ekonomi Indonesia yang bersifat kemacetan dalam produksi, kelemahan karena masih tergantung pada ekspor-impor yang terus menerus mengalami goncangan, semakin banyaknya uang beredar yang tidak produktif dan semakin merajalelanya inflasi dan kenaikan harga barang-barang poko, adalah berpangkal pada sifat kolonial daripada ekonomi Indonesia, ekonomi yang masih sangat tergantung kepada pasaran kapitalis.
Kongres membenarkan Laporan yang mencela tindakan mengadakan sistem BE, yang ternyata tidak dapat memperbaiki ekspor-impor kita, yang semakin memerosotkan nilai rupiah dan yang mengakibatkan naiknya harga-harga barang. Walaupun sekarang BE sudah dihapuskan, tetapi ini tidak berarti bahwa orientasi perdagangan luar-negeri dengan sendirinya akan berubah. Adanya tindakan dilapangan keuangan pada tanggal 24 Agustud tahun ini belum menunjukkan tanda-tanda akan turunnya harga barang, walaupun tindakan-tindakan ini, jika diikuti oleh tindakan-tindakan lain yang maju bisa menimbulkan kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki keadaan ekonomi dan keuangan negara.
Pemerintah seharusnya melaksanakan politik harga rendah yang ditetapkan dan dikendalikan secara konsekwen oleh pemerintah. Caranya ialah dengan mengharuskan pasar mengikuti harga rendah baran-barang pokok yang di tetapkan pemerintah, dengan membanjiri pasar dengan barang-barang pokok dan dengan langsung melaksanakan distribusi barang-barang pokok melalui koperasi-koperasi rakyat pekerja, RK-RK dan RT-RT serta warung-warung. Dalam hubungan ini, pemerintah seharusnya memberika lebih banyak proteksi dan fasilitas tanpa diskriminasi kepada kopersi-koperasi yang didirikan oleh Rakyat pekerja.
Mengenai perusahaan-perusahaan Belanda yang diambil alih dan dinasionalisasi, setelah usaha-usaha untuk mempartikelirkan perusahaan-perusahaan tsb, pada pokoknya dapat digagalkan, Kongres membenarkan Laporan yang menekankan tentang pentingnya dijamin komposisi badan pelaksana nasionalisasi yang demokratis, dimana serikat buruh-serikat buruh diikut sertakan, untuk ketertiban perusahaan dan meningkatkan produksi dan lebih-lebih untuk mencegah penguas-penguasa tertentu yang masih ingin untuk mempartikelirkan perusahaan-perusahaan itu atau menjalankan kekuasaan direksi secara bebas untuk mengadakan manipilasi-manipulasi dan korupsi. Kongres memperkuat Laporan yang memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan Belanda yang diambil alih dan dinasionalisasi itu, yang merupakan salah satu hasil kongkrit dan penting dari Kabinet Juanda, haruslah dijaga agar tidak rusak oleh kaum egois anti-nasional, agen-agen modal asing, kaum pedagang spekulan, tukang catut, koruptor, baik sipil maupun militer.
Karena Indonesia adalah negera yang luas dengan ribuan pulau, maka dalam hubungan dengan memperbaiki ekonomi negara, adalah sangat penting masalah komunikasi dan transpor, yang meliputi transpor laut, pembangunan jalan raya dan transpor sungai, pengangkutan kereta-api dan pengangkutan bermotor serta pengangkutan udara. Adalah sepenuhnya benar kesimpulan yang menyatakan, bahwa kebaikan sesuatu pemerintah akan dikur antara lain dari seriusnya pemerintah itu memecahkan masalah komunikasi dan transpor, dan bahwa masalah kesatuan Indonesia juga banyak tergantung dari pemecahan masalah ini.
3. Memperluas Perdagangan Dengan Negara-Negara Sosialis
Untuk mengatasi kemacetan dalam pembangunan ekonomi dinegara kita, Kongres memperkuat kesimpulan bahwa kedudukan Indonesia yang tergantung kepada dunia kapitalis harus diakhiri dan bahwa Indonesia harus memperluas hubungan ekonomi dengan pasaran dunia Sosialais yang stabil dan yang tidak mengenal krisis. Tetapi kenyataan sekarang menunjukkan bahwa, walaupun sudah ada kemajuan dalam perdagangan dengan negara-negara sosialis, terutama dengan Uni Sovyet dan RRT, politik perdagangan luar negeri Indonesia masih tetap berat ke Barat. Dalam kata-kata sudah banyak diucapkan tentang mengubah orientasi perdagangan luar negeri, tetapi dalam perbuatan orientasi perdagangan luar negeri masih tetap berat ke AS, Inggris, Jerman Barat, Jepang dan negara-negara imperialis lainnya. Karena negara-negara sosialis merupakan produsen lebih dari sepertiga produksi industri dunia, maka barulah dapat dikatakan tidak berat sebelah apabila volume perdagangan luar negeri Indonesia dengan negara-negara tersebut ditingkatkan menjadi sekurang-kurangnya sepertiga dari seluruh perdagangan luar negeri Indonesia.
Sistim liberal dalam perdagangan luar negeri yang membikin Indonesia tergantung kepada negara-negara imperialis itu menyukarkan kita untuk bisa mangambil langkah-langkah yang nyata guna memperluas perdagangan luar negeri dengan negara-negara sosialis. Padahal, negara-negara sosialis adalah bukan hanya pasar yang stabil, luas dan tak terbatas bagi barang-barang ekspor kita, tetapi juga merupakan sumber yang terpercaya untuk mendapatkan barang-barang modal dan barang-barang konsumsi yang kita butuhkan.
Dalam hubungan ini, Kongres membenarkan Laporan yang menilai sistem pembayaran dengan jalan “clearing” (clearing payment) yang diciptakan oleh Pemerintah Ali Sastroamidjoyo yang pertama sebagai usaha untuk menerobos ikatan sistem liberal tersebut yang membawa perbaikan dalam struktur dan nilai perdagangan luar negeri kita. Dari sini dapat disimpulkan, bahwa kalau Indonesia ingin mengatasi kemacetan dalam pembangunan ekonominya, dan mendapat barang-barang yang sangat diperlukan untuk memperbaiki keadaan ekonominya, maka jalan yang sebaik-baiknya adalah menghapuskan sistem yang liberal ini dan kembali ke sistem pembayaran dengan jalan “clearing”, terutama dengan negara-negara Sosialis dan dengan negara-negara Asia-Afrika dan juga dengan negara-negara Amerika Latin. Politik impor kita harus disesuaikan dengan rencana pembangunan yang kongkrit dan urgent sehingga barang-barang yang diimpor sungguh-sungguh berguna untuk mengatasi krisis ekonomi sekarang. Dengan jalan ini orientasi yang sangat berat ke Barat dalam struktur perdagangan luar negeri kita dapat dirombak.
Mengenal peraturan impor baru dari Pemerintah Djuanda, dapat dikatakn bahwa peraturan ini mempunyai segi-segi positif,karena menurut peraturan ini Pemerintah menguasai impor barang-barang penting sejumlah 75% daripada nilai seluruh impor yang berupa devisen, yang disalurkan melalui “8 besar”, yaitu CTC, Usindo, PT Indestin, PT Indivitra, PT Juda Bhakti, PT Mira Sari, PT Satya Negara dan PT Triangle. Tetapi peraturan ini harus lebik disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan antara lain sbb. :perusahaan-perusahaan “8 besar” agar tetap sepenuhnya milik negara, mendirika Badan Impor dan Ekspor Negara yang tunggal dan mengatur status yang bermacam-macam dari semua perusahaan-perusahaan negara dalam Undang-Undang Perusahaan Negara berdasarkan prinsip-prinsip yang demokratis dan anti-liberalisme.
Untuk menghentikan kemerosotan terus menerus dilapangan ekonomi dan terutama untuk melepaskan Indonesia dari akibat buruk krisis dunia kapitalis, adalah penting untuk mengajukan tuntutan-tuntutan sbb, :
Pertama : supaya produksi dalam negeri diperbesar, antara lain dengan jalan menasionalisasikan perusahaan-perusahaan Belanda yang diambil alih, termasuk bank Belanda di Indonesia ; saham-saham Belanda dalam BPM harus dioper ; perusahaan-perusahaan KMT harus disita dan dijadikan milik negara ; perusahaan-perusahaan negara harus menduduki “posisi komando” ; politik memenuhi kebutuhan sendiri dalam perekonomian, terutama mengenai bahan makanan dan pakaian,harus direalisasikan ; diperusahaan-perusahaan negara harus dilaksanakan prinsip “pimpinan patriotik , pertinggi produksi, cegah korupsi dan sabotase jamin demokrasi dan perbaki nasib buruh” ; areal tanah garapan harus diperluas, cara mengerjakan tanah harus lebih diintensifkan dan tingkat hidup kaum tani harus diperbaiki.
Kedua : supaya ekspor-impor dan distribusi barang-barang penting sepenuhnya ditangan Pemerintah ; politik harga yang disesuaikan dengan daya beli Rakyat harus dilaksanakan ; penyelundupan dan barter liar harus diberantas ; ekonomi sektor negara harus diutamakan sebagai jaminan dapatnya Pemerintah mengendalikan seluruh perekonomian negara dan menggerogoti kekuasaan ekonomi modal besar asing.
Ketiga : prinsip perdagangan luar negeri yang berat kenegara-negara imperialis harus dirombak dengan meluaskan hubungan dagang dengan negara-negara A-A dan Sosialis ; supaya didatangkan barang-barang modal dan bahan-bahan baku untuk mendirikan dan mengembangkan industri dalam negeri ; dan supaya produksi perusahaan-perusahaan minyak asing diawasi dan distribusinya dikuasai oleh pemerintah, juga devisen yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan minyak asing itu supaya dikuasai Pemerintah.
Keempat : Supaya Pemerintah berusaha memenuhi keperluan akan barang-barang modal dan teknik dari luar negeri melalui pinjaman luar negeri dengan bunga yang serendah-rendahnya dan tanpa ikatan politik atau militer untuk keperluan rehabilitasi dan pembangunan industri negara kita dan untuk mengeksploitasi pelikan yang banyak ragam dan jumlahnya yang terdapat didalam bumi negeri kita. Undang-Undang Penanaman Modal Asing harus dibatalkan.
Selanjutnya Kongres membenarkan bahwa pelaksanaan tuntutan-tuntutan ekonomi ini tidak bisa dipisahkan dari usaha-usaha membasmi habis sisa-sisa pemberontakan kontra-revolusioner “PRRI-Permesta” dan DI-TII serta komplotan-komplotan pengacau ekonomi dari kaum modal besar asing yang bersekongkol dengan komprador dan elemen-elemen parasiter, baik sipil maupun militer, didalam badan-badan ekonomi dan aparat-aparat Pemerintah. Juga tuntutan-tuntutan ini tidak bisa dipisahkan dari tuntutan pembentukan Kabinet Gotong-Royong dibawah pimpinan Presiden Soekarno, dimana diwakili secara adil partai-partai dan golongan-golongan karya yang mempunyai kesungguh-sungguhan untuk melaksanakan cita-cita Revolusi Agustus 1945 yang bersifat nasional dan demokratis.
4. Pengangguran, Kemiskinan, Ketidakadilan Ekonomi Dan Sosial
Kongres membenarkan konstatasi bahwa, sebagai akibat krisis ekonomi yang makin mendalam, penganguran, kemiskinan, ketidakadilan ekonomi dan sosial adalah tak terhindarkan.
Kaum buruh dihadapkan kepada kesulitan-kesulitan pokok antara lain sbb, : kemerosotan terus-menerus daripada tingkat hidup kaum buruh, pegawai dan Rakyat pekerja pada umumnya; terus membumbungnya harga barang-barang kebutuhan yang pokok dengan cepat ; bertambah besarnya ancaman pemecatan dan meluasnya pengangguran ; dan bertambah sempitnya kesempatan kerja karena tidak berkembangnya industri sektor negara dan partikelir nasional. Oleh karena itu kewajiban Partai dan serikatburuh-serikat buruh ialah dengan gigih melawan pemecatan, mencegah kenaikan harga, berjuang untuk kenaikan upah, kenaikan pangkat dan perbaikan sosial ekonomi kaum buruh dan pegawai.
Kaum tani mengalami penindasan dari pihak tuan-tanah dan lintah-darah berhubung masih bercokolnya sisa-sisa feodalisme , gangguan gerombolan DI-TII dan sisa-sisa bandit “PRRI-Permesta”, dan seribu satu macam kesulitan lainnya dilapangan penghidupan dan pertanian. Walaupun ada beberapa usaha Pemerintah untuk memperbaiki keadaan di desa dan kedudukan kaum tani, tetapi kenyataannya nasib kaum tani belum mengalami perubahan fundamental, bahkan menjadi lebih buruk. Oleh karena itu, disamping partai harus lebih tekun lagi membangkitkan kaum tani untuk tuntutan-tuntutan bagiannya, sekejappun tidak boleh dilupakan bahwa tujuan terpenting dari gerakan tani ialah menghapuskan sama sekali sisa-sisa feodalisme.
Kaum miskin kota yang terdiri dari bakul, tukang loak, tukang becak yang memiliki becak sendiri, tukang warung kecil, tukang sol sepatu, tukang patri, tukang potong rambut dll, dan yang jumlahnya tidak sedikit itu pada umumnya juga mengalami nasib yang sengsara. Diantara mereka banyak yang masih muda-muda dan jumlah mereka makin lama makin besar berhubung adanya urbanisasi. Kaum miskin kota,sebagimana halnya hanya dengan borjuasi kecil pada umumnya termasuk tenaga penggerak revolusi. Dalam keadaan penghidupan yang terlalu sukar, sebagian dari mereka dapat dipergunakan oleh majikan-majikan sebagai pematah pemogokan atau bisa sampai tertarik kepada pikiran-pikiran yang ekstrim atau liar. Mereka juga mudah merosot menjadi orang gelandangan. Oleh karena itu, Partai harus bekerja lebih baik dikalangan kaum miskin kota dan mengorganisasi mereka untuk perbaikan penghidupannya.
Berjuta-juta kaum nelayan yang mempunyai peranan penting dalam memproduksi bahan makanan yang berupa ikan, kadang-kadang juga dalam melindungi keamanan dan menyelamatkan negara serta dalam melancarkan pengangkutan laut dan sungai, pada umumnya hidup dalam keadaan sengsara dan terbelakang. Sebagian dari mereka hidup sebagai buruh nelayan yang dihisap oleh juragan-juragan sero dan juragan-juragan perahu besar, tingkat kebudayaan mereka pada umumnya masih rendah, alat-alat kerjanya kuno, sedangkan hubungan kerjanya masih bersifat feodal. Oleh karena itu semakin urgentlah pekerjaan Partai dikalangan nelayan untuk mengorganisasi dan membangkitkannya dalam aksi-aksi untuk perbaikan nasib, untuk kebebasan-kebebasan demokrasi dan untuk perbaikan alat-alat kerja.
Intelegensia, termasuk para pekerja ilmu dan kebudayaan masih tetap mengalami kesukaran-kesukaran berupa kurangnya alat-alat, kurangnya biaya, sukarnya syarat-syarat kerja dan tingginya pajak. Partai harus dengan sepenuh hati bersatu dengan mereka dan membantu mereka dalam mengatasi kesulitan-kesulitannya dan mengembangkan bekat-bakatnya.
Keadaan penghidupan yang buruk daripada kaum buruh, kaum tani, kaum miskin kota, nelayan dan inteligensia kita itu menunjukkan penderitaan sebagian besar Rakyat Indonesia yang semakin berat, yang menjadi korban daripada krisis ekonomi sekarang, korban daripada politik Pemerintah yang kurang mencerminkan kepentingan nasional dan kepentingan Rakyat.
5. Memperbaiki Pekerjaan Front Nasional Dan Memencilkan Lebih Lanjut Kekuatan Kepalabatu
Mengenai masalah front nasional. Kongres membenarkan analisa bahwa secara politik dalam tahun-tahun belakangan ini Indonesia bergeser ke kiri. Demikian juga membenarkan analisa Sidang Pleno ke-IV CC yang menyimpulkan adanya tiga macam kekuatan politik yang hampir seimbang, yaitu kekuatan kepala batu, kekuatan progresif dan kekuatan tengah, yang masing-masing mempunyai konsep sendiri-sendiri tentang penyelesaian Revolusi Agustus 1945. diantara tiga kekuatan ini terdapat kontradiksi-kontrdiksi. Ada kontradiksi pokok dan ada kontradiksi yang tidak pokok. Kontradiksi antara kekuatan progresif dengan kekuatan tengah adalah kontradiksi yang tidak pokok, kontradiksi dikalangan Rakyat. Sedangkan kontradiksi antara Rakyat dengan kekuatan kepala batu adalah kontradiksi yang pokok, karena kaum kepala batu mewakili kepentingan kaum imperialis yang memusuhi Rakyat Indonesia.
Dewasa ini keadaan dari tiga kekuatan itu adalah sebagai berikut :
Kekuatan kepala batu, karena politik mereka yang terlaku reaksioner, sangat anti-nasional dan anti-Rakyat, “Prestise” mereka sudah sangat merosot, mereka sudah tak mungkin lagi menguasai pemerintahan sentral lewat jalan parlementer, sedang kekuatan mereka sekarang pada pokoknya terletak pada bantuan kaum imperialis, terutama kaum imperialis AS. Walaupun demikian kekuatan kepala batu tidak boleh diremehkan karena negara kita yang masih setengah jajahan dan setengah feodal, yang berarti masih adanya kekuasaan kaum imperialis dan kekuasaan klas tuan tanah, merupakan sumber bagi kehidupan kekuatan kepala batu. Oleh karena itu kekuatan kepala batu masih tetap merupakan kekuatan yang harus tidak henti-hentinya di telanjangi dan di lawan dengan segenap tenaga.
Mengenai kekuatan tengah, berhubung watak mereka yang bimbang. Partai telah menyimpulkan, bahwa dengan kekuatan progresif yang besar di tambah dengan adanya program yang menguntungkan golongan-golongan dalam kekuatan tengah, dengan langgam –kerja Partai yang baik, dan dengan kemampuan kekuatan progresif memberikan pukulan-pukulan yang berat dan jitu kepada kaum kepala batu, ada kemungkinan bahwa kekuatan tengah untuk waktu yang lama bersikap setia pada perjuangan anti-imperialis dan anti-feodal. Juga telah disimpulkan bahwa jika mereka tidak lagi setia menjalankan politik anti-imperialisme, mereka bisa bersama-sama dengan kekuatan kepala batu mengadakan pukulan-pukulan terhadap kekuatan progresif sehingga untuk sementara waktu dapat menghalangi perkembangan gerakan demokratis.
Sebagai akibat dari kedudukan ekonomis yang lemah daripada borjuasi nasional, yang pada umumnya adalah borjuis dagang, kita melihat adanya dua ciri. Pertama, keadaan ini menyebabkan watak yang sangat bimbang dan sangat tidak konsekwen daripada borjuasi nasional Indonesia, yang telah menjadikan negara kita tanah yang subur untuk tumbuhnya komprador-komprador dan kapitalis-kapitalis birokrat. Kedua, keadaan ini tidak memberikan dasa materiil yang kuat untuk adanya pertentangan yang tajam antara borjuasi nasional dengan klas buruh pada umumnya, hal mana sampai batas-batas tertentu membantu penggalangan front nasional. Borjuasi nasional Indonesia adalah faktor politik yang berarti dikalangan kaum intelektual dan alat-alat negara.
Politik sovinis dari golongan-golongan tertentu dari borjuasi nasional yang mempertajam pertentangan-pertentangan antara kapitalis-kapitalis Indonesia, yaitu antara “asli” dan yang “tidak asli” dan sikap mereka yang ragu-ragu dalam mengambil-alih perusahaan-perusahaan Belanda pada hakekatnya juga bersumber pada watak mereka yang bimbang dan ketidak beranian mereka dalam melawan ekonomi imperialis. Tetapi setelah pengambil-alihan yang dipelopori oleh kaum buruh menjadi suatu kenyataan, kekuatan tengah yang berwatak egois itu berusaha untuk memindahkan perusahaan-perusahaan itu ke tangan perseorangan mereka. Disinilah bertemunya kepentingan kaum tengah dengan kepentingan kaum reaksioner yang bisa merupakan landasan politik reaksioner mereka bersama. Inilah latar belakang persetujuan-persetujuan “tukang kelontong” antara Borjuis kepala batu dengan elemen-elemen nasionalis kanan dengan semboyan untuk “membendung Komunisme”.
Dalam kekuatan tengah terdapat sayap kanan, golongan sentris dan sayap kiri.
Dengan dorongan kaum imperialis sayap kanan dalam kekuatan tengah berusaha menarik seluruh kekuatan tengah meninggalkan politik kerjasama dengan kekuatan progresif. Latar belakang daripada sikap ini ialah bahwa berhubung jatuhnya “Prestise” kaum kepala batu, imperialisme AS untuk sementara tidak dapat lagi menjalankan politiknya di Indonesia secara efektif lewat saluran kaum kepala batu yang dikepalai oleh partai-partai Masyumi-PSI, dan oleh karena itu sangat membutuhkan komprador-komprador dari kalangan kaum tengah, baik sipil maupun militer, sambil berusaha menegakkan kembali kedudukan kaum kepala batu.
Golongan sentris dalam kekuatan tengah biasanya bukanlah golongan yang kuat, tetapi yang mampu “mengawinkan” sayap kiri dan kanan, dan mempunyai kecenderungan untuk memihak yang kuat dalam kekuatan yang tengah. Oleh karena itu kemenangan sayap kiri dalam kekuatan tengah akan merupakan besi-berani yang bisa menarik golongan sentris kekiri, dan dengan demikian dapat mencegah kekuatan tengah bergeser ke kanan.
Sayap kiri dalam kekuatan tengah menentang politik melacurkan diri kepada imperialisme dan kaum reaksioner dalam negeri. Politik sayap kiri dalam kekuatan tengah sampai batas-batas tertentu mencerminkan perasaan-perasaan dan harapan-harapan massa pengikut kekuatan tengah, yang sebagian besar terdiri dari massa borjuis kecil. Dalam hubungan penyelesaian Revolusi Agustus 1945, sayap kiri ini pada waktu sekarang sudah tidak percaya lagi kepada pimpinan lapisan atas dari borjuis nasional. Walaupun mereka belum menerima dan mengakui pimpinan proletariat, tetapi mereka telah mulai menyadari bahwa kelas buruh memainkan permainan yang penting dalam gerakan kemerdekaan nasional dan dalam memimpin penyelesaian Revolusi Agustus 1945. karena itu supoaya mereka lambat laun dapat menerima dan mengakui pimpinan proletariat, proletariat harus memperkuat diri lagi dan harus menunjukkan kemampuannya yang lebih besar dalam membela kepentingan seluruh Rakyat.
Mengenai tokoh-tokoh kekuatan tengah yang memihak kaum pemberontak kontra-revolusioner, Partai menetapkan sikap yang tidak menyamaratakan. Terhadap mereka yang sejak semula memang sudah reaksioner tetapi sebelum pemberontakan terjadi berjubah kaum tengah, sikap kita sama seperti sikap terhadap kaum kepala batu. Terhadap mereka yang tersesat tetapi sesudah “PRRI-Permesta’ dikalahkan menyatakan setia lagi kepada Republik Indonesia, sikap kita bukanlah seperti terhadap kaum kepala batu. Kita harus menarik mereka kembali kedalam front persatuan nasional, karena tugas Partai bukanlah menghancurkan borjuis nasional, tetapi menghancurkan kaum kontra-revolusioner.
Walaupun ada kesukaran-kesukaran tertentu dalam menggalang front persatuan nasional, tetapi dari kenyataan adanya sikap dan tindakan bersama antara kekuatan progresif dengan gerakan nasionalis revolusioner yang dipimpin oleh Presiden Sukarno dalam melawan imperialisme dan dalam melemahkan kekuatan kepala batu, harus ditarik kesimpulan bahwa front persatuan nasional dinegara kita bertambah kuat.
Untuk memperkuat front persatuan nasional lebih lanjut, maka tugas kita yang penting ialah : terus mengembangkan kekuatan progrsif dengan mengutamakan kekuatan massa buruh dan tani dan memenangkan sayap kiri dalam kekuatan tengah. Politik kita mengenai seluruh kekuatan tengah ialah : mendorong yang sudah maju, menarik yang bimbang dan membangkitkan yang masih terbelakang.
Mengenai kekuatan progresif dapat ditarik kesimpulan, bahwa dari kenyataan besarnya rol proletariat dalam pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda dan dalam membasmi kaum pemberontak kontra-revolusioner dan dari kenyataan besarnya kepercayaan Rakyat kepada PKI, proletariat Indonesia sudah semakin dapat menempatkan dirinya dan sudah mendapatkan dirinya dan sudah mulai mendapat pengakuan sebagai pelopor dalam perjuangan nasional dan dalam perjuangan Rakyat Indonesia menyelesaikan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945.
Dalam mengembangkan dirinya, kekuatan progresif selalu akan menemui kesulitan-kesulitan. Sayap kiri dari kekuatan tengah bermaksud, disamping memukul kekuatan kepala batu, menggunakan dan membatasi kekuatan progresif. Sayap kanan dan kekuatan tengah berusaha menghambat perkembangan dari kekuatan progresif dengan politiknya “pukul kanan dan pukul kiri”, tetapi lebih banyak memukul kekiri daripada memukul kekanan. Untuk politik kanannya sampai batas-batas tertentu mereke bersedia berkompromi dengan kekuatan kepala batu. Kaum kepala batu dengan dorongan terus menerus dari kaum imperialis berjuang mati-matian untuk membasmi gerakan Komunis. Juga kaum trotskis tidak mau ketinggalan dalam usaha “memburu Komunis” ini.
Berhubung dengan itu kaum Komunis harus senantiasa mempertinggi kewaspadaannya dan tidak jemu-jemunya terus mengeratkan dan meluaskan hubungannya dengan seluruh lapisan Rakyat serta mengatasi kekurangan-kekurangannya. Dewasa ini dikalangan kader-kader Partai masih terdapat kekaburan-kekaburan pandangan tentang kontradiksi tidak pokok dan pokok didalam masyarakat Indonesia sekarang, dan kurangnya pengertian bahwa pada suatu keadaan kontradiksi yang antagonistis bisa menjadi tidak antagonistis, sedangkan yang tidak antagonistis menjadi antagonistis, sehingga kita kurang mampu tepat pada waktunya menggunakan tiap-tiap keadaan untuk memperkuat front nasional.
Mengenai imbangan diantara tiga kekuatan itu pada waktu sekarang dapat disimpulkan bahwa “kekuatan kepala batu sudah jauh merosot, dan bersamaan dengan itu kekuatan progresif sudah semakin besar, sedang kekuatan tengah pada pokoknya tetap”. Garis politik Partai menghadapi tiga kekuatan ini adalah tetap, yaitu “mengembangkan kekuatan progresif, bersatu dengan kekuatan tengah dan memencilkan kekuatan kepala batu”. Ini berarti melaksanakan semboyan : Perbaiki pekerjaan front nasional, pencilkan lebih lanjut kekuatan kepala batu.
6. PKI Mempertahankan Republik Proklamasi
Kongres membenarkan seluruh kebijaksanaan Partai dalam Dewan Konstituante dan sikap Partai yang mendukung pendekritan UUD 1945 oleh Presiden Sukarno. Dengan adanya pendekritan tsb, telah ditutup kemungkinan bagi elemen-elemen reaksioner untuk menimbulkan perpecahan-perpecahan nasional yang lebih jauh setelah Konstituante tidak dapat mensahkan UUD 45. Juga telah dapat dicegah kompromi-kompromi yang memaluka dan merugikan Rakyat antara kekuatan tengah yang pro UUD 45 dengan mereka yang kontra UUD 45.
7. Sikap PKI Terhadap Kabinet Sukarno-Juanda
Tentang pembentukan Pemerintah Koalisi Nasional atau pembentuka Kabinet Gotong-royong, Kongres membenarka kesimpulan bahwa dapat atau tidaknya pemerintah ini dibentuk tergantung pada pekerjaan Partai menggalang front persatuan, pengembangan kekuatan progresif dan pada kemampuan Partai melakukan pukulan-pukulan yang jitu terhadap kekuatan kepala batu. Tentang duduknya orang-orang Komunis didalam kabinet tergantung pada imbangan kekuatan yang riil. PKI harus mempersoalkan duduknya dalam kabiner, karena PKI bertujuan memperkuat persatuan nasional dan PKI selamanya merasa bertanggung-jawab mengenai keadaan Rakyat dan bangsa Indonesia. Dalam hal tidak duduk dalam kabinet, sikap Partai adalah sbb : Pertama, PKI bisa menyokong jika programnya maju, komposisi menteri-menterinya cukup baik untuk melaksanakan programnya yang maju itu; kedua, ialah beroposisi, jika programnya reaksioner atau sangat tidak memenuhi tuntutan-tuntutan politik dan ekonomi yang paling minimum daripada Rakyat.
Dalam menggalang front persatuan nasional, dalam mengembangkan kekuatan progresif dan memencilkaan kekuatan kepala batu, dan dalam usaha membentuk kabinet yang maju, masalah Angkatan Perang tidak boleh dianggap kecil. Masyumi-PSI dan kaum militeris yang memihak mereka berkali-kali mencoba mengadakan kudeta, tetapi senantiasa gagal. Kegagalan ini disebabkan aantara lain oleh tiga faktor penting : Pertama, Presiden Sukarno yang menyatukan diri dengan Rakyat mempunyai pengaruh yang kuat dikalangan angkatan bersenjata, dan Presiden Sukarno menolak menjadi diktator militeris ; kedua, APRI adalah anak kandung Revolusi Rakyat, karena itu mayoritas daripada para perwira, bintara dan tamtama APRI tidak mudah dipaksa untuk menjalankan perintah yang ditujukan untuk melikuidasi Republik Proklamasi dengan jalan membentuk diktatur militer atau diktatur perseorangan; ketiga, Rakyat Indonesia tidak hanya mencintai demokrasi, tetapi dibawah pimpinan Partai yang waspada Rakyat aktif membela demokrasi itu.
Bagi perkembangan maju Indonesia, PKI akan terus berjuang melawan bahaya diktator militer atau diktator perseorangan dan bersamaan dengan itu mempertahankan dan meluaskan demokrasi. Tetapi, seandainya diktator militer atau diktator perseorangan tidak tercegah, jadi toh terjadi juga, maka kewajiban tiap Komunis ialah melawannya dengan sekuat tenaga.
Juga dalam menganalisa kemungkinan-kemungkinan perkembangan Kabinet Sukarno-Juanda sebagai kelanjutan dari Kabinet Juanda yang lain, keadaan khusus yang harus mendapat perhatian jalan masih tetap berlakunya kekuasaan militer. Kekuasaan militer telah memperlihatkan segi-segi positif, terutama di daerah-daerah bergolak. Tetapi juga ada segi-segi negatifnya. Yang terpenting diantaranya ialah pengekangan hak-hak demokrasi bagi Rakyat dan campur tangan sementara perwira yang masih aktif dalam perekonomian, keuangan dan politik pemerintahan yang bukan bidangmya.
Pada waktu-waktu yang diperlukan, PKI dan Rakyat bisa memberikan kekuasaan sampai batas-batas tertentu kepada Angkatan Perang yang patriotik, selama kekuasaan iini tidak disalah gunakan. Kita harus mencegah timbulnya kontradiksi yang tidak perlu atau yang tajam antara Rakyat dan Angkatan Perang dan hal-hal yang mungkin menuju kearah pertajaman harus dihindari. Pelaksanaan garis “Dwi tunggal Rakyat dan Tentara”, jaitu garis “Rakyat bantu Tentara dan Tentara bantu Rakyat” atau “Saling bantu Rakyat dan Tentara” adalah jaminan dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan nasional Indonesia.
Walaupun sesudah kembali ke UUD 45 belum terbentuk Kabimet Gotong-royong, Kongres menganggap tepat sikap realis daripada Partai yang menyokong Kabiner Sukarno-Juanda serta yang sudah dan akan membantu dengan sekuat tenaga pelaksanaan programnya dan pelaksanaan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Manisfesto Politik Presiden Sukarno yang diucapkan pada tanggal 17 Agustus 1959, selama kabiner ini tidak menghalang-halangi perkembangan gerakan kemerdekaan dan demokratis. Sokongan PKI terhadap kabinet ini adalah sokongan yang ikhlas dan kritis berpedoman pada prinsip : menyokong politiknya yang maju tanpa reserve, mengkritik politiknya yang ragu-ragu supaya menjadi maju, dan menentang menteri-menteri yang politiknya merugikan Rakyat.
Tetapi Rakyat Indonesia tidak akan berhenti di jalan dan tidak akan melepaskan tuntutan politiknya yang praktis, yaitu pembentukan Kabinet Gotong-royong. Dalam hubungan ini Rakyat Indonesia tidak akan melupakan ucapan Presiden Sukarno yang mengatakan bahwa Rakyat Indonesia berhak menagih pelaksanaan program dan bahwa sewaktu-waktu menteri-menteri bisa diganti oleh Presiden. Dibentuknya DPAS dan Depernas yang komposisinya mendekati semangat gotong-royong telah lebih mendorong Rakyat Indonesia untuk meneruskan tuntutan pembentukan Kabinet Gotong-royong.
8. Memperkuat Dan Memperluas Demokrasi
Dalam menganalisa perkembangan demokrasi di Indonesia, Kongres membenarkan kesimpulan bahwa sistem demokrasi liberal telah menjadi bangkrut dimata Rakyat Indonesia. Tepatnya kebangkrutan ini disebabkan oleh dua proses. Pertama, proses kesadaran Rakyat Indonesia sendiri, yang berdasarkan pengalamannya sendiri melihat bahwa demokrasi liberal identik dengan korupsi, birokrasi dan ketidakmampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan pokok dan penting dari Rakyat Indonesia. Kedua, karena agitasi anti Parlemen, yang pada hakikatnya anit kehidupan demokratis oleh promotor-promotor junta-militer dan elemen-elemen fasisi lainnya.
Kebangkrutan sistem demokrasi liberal di mata Rakyat Indonesia terjadi dalam keadaan dimana imbangan-imbangan kekuatan dalam negeri belum memungkinkan diatasinya krisis sistem politik ini dengan menciptakan kekuasaan Rakyat.
Tetapi, walaupun demikian Rakyat Indonesia tidak mengijinkan krisis demokrasi liberal “diatasi” dengan kemenangan “PRRI-Permesta”, kemenangan diktator militer atau diktator perseorangan, atau dengan terbentukkanya kabinet reaksioner. Dalam keadaan sekarang pelaksanaan Konsepsi Presiden dan Demokrasi Terpimpin adalah jalan yang setepat-tepatnya, supaya krisis demokrasi liberal berakhir dengan kemenangan dipihak Rakyat.
PKI menerima Demokrasi Terpimpin dengan pengertian bahwa yang diterimanya adalah demokrasi, meskipun belum Demokrasi Rakyat, tetapi demokrasi yang anti diktator militer dan diktator perseorangan. Anti-liberalisme dilapangan politik tidak bisa diartikan lain kecuali pelaksanaan Konsepsi Presiden Sukarno 100%, yaitu pembentukan Kabinet Gotong-royong. Anti-liberalisme dilapangan ekonomi tidak bisa diartikan lain kecuali mengutamakan ekonomi sektor negara sebagai syarat untuk dapat memimpin seluruh perekonomian negara dan menggerogoti kekuasaan ekonomi kapital besar asing.
Kongres menyetujui bahwa untuk mengalahkan fasisme yang masih tetap mengancam adalah kewajiban seluruh Rakyat Indonesia untuk memperjuangkan agar pemerintah melaksanakan programnya dengan sungguh-sungguh serta memperkuat dan memperluas kehidupan demokratis di segala lapangan, antara lain dengan menjamin kebebasan-kebebasan demoratis yang seluas-luasnya bagi Rakyat dan organisasi-organisasi Rakyat dan menjamin semua hak dan kebebasan kaum buruh untuk membela kepentingan-kepentingan yang sah.
Dalam menganalisa politik luar negeri Republik Indonesia, Kongres membenarkan Laporan yang menyimpulkan bahwa politik luarnegeri Indonesia harus diabdikan untuk kemenangan Revolusi Agustus sampai ke akar-akarnya, dan bersamaan dengan itu ia juga harus mengabdi perdamaian dan kerukunan internasional antara bangsa-bangsa, mengabdi perjuangan anti-imperialisme pada umumnya. Dua tugas politik luarnegeri ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam hubungan ini politik luarnegeri Indonesia harus dibentuk dan disusun bersama-sama dengan Rakyat dan bersandarkan kekuatan dan kepentingan Rakyat Indonesia dan Rakyat-rakyat sedunia.
Atas dasar ini, Kongres menyetujui kesimpulan bahwa politik luarnegeri yang wajar dan objektif ialah politik luarnegeri yang mampu menghadapi musuh internasional Rakyat Indonesia yang paling berbahaya, yaitu imperialisme AS, yang mampu mencegah dan menglahkan invertensi dan agresi imperialis, yang mampu menghadapi segala muslihat politik reaksioner dan segala komplotan kontra-revolusioner yang bersumber pada politik subversif imperialis terhadap Indonesia, dan bersamaan dengan itu ia juga harus mampu membantu tercapainya pelaksanaan pembangunan ekonomi dan perbaikkan hidup seperti yang dicita-citakan oleh Rakyat Indonesia. Pendeknya, ia harus benar-benar sesuai dan mencerminkan segala yang maju daripada keadaan dalam negeri Indonesia
1. Inti Pokok Jaman Kita Ialah Peralihan Dari Kapitalisme ke Sosialisme
Kongres sepenuhnya menyetujui Laporan Umum yang menunjukkan bahwa inti pokok dari jaman kita sekarang ialah peralihan dari kapitalisme ke Sosialisme yang telah dimulai dengan Revolusi Sosialis Okrober Besara Rusia, dan bahwa didunia sekarang sedang berlangsung dua proses sosial yang berlawanan satu sama lain dan yang perkembangannya makin cepat menuju arahnya masing-masing. Disatu pihak dunia imperialis dengan proses sosialnya menuju kehancurannya sendiri dan dipihak lain dunia Sosialisdegan proses sosialnya menuju kearah peluasan dan kemajuan terus-menerus. Satu dengan proses sosial yang kedua ini adalah perkembangan gerakan kemerdekaan nasional yang sekarang sudah banyak melahirkan negara-negara yang baru merdeka dan dengan sejelas-jelasnya menunjukkan makin rontoknya sistem kolonial imperialis. Kongres dengan gembira menyambut konstatasi bahwa sebagai akibat lanjutnya dua proses ini banyak perubahan-perubahaan intensif dan kemajuan-kemajuan telah terjadi dalam kehidupan bangsa-bangsa dan dalam kehidupan politik internasional selama periode antara Kongres Nasional ke-V sampai kini.
Dari kenyataan bahwa golongan-golongan yang berkuasa di AS berusaha keras untuk menghimpun disekitar mereka semua kekuatan reaksioner dari dunia kapitalis dan dari kenyataan sifat-sifat yang agresif, intervensionis dan penindas, Kongres menganggap tepat kesimpulan yang menyatakan bahwa kaum imperialis AS adalah musuh nomor satu seluruh bangsa-bangsa di dunia, dan bahwa melawan imperialisme AS dalam situasi dunia sekarang merupakan bagian yang terpenting daripada perjuangan untuk kemerdekaan nasional, demokrasi dan perdamaian.
2. Situasi Ekonomi Dunia Kapitalis Sekarang
Dalam menganalisa situasi ekonomi dunia kapitalis sekarang Kongres membenarkan Laporan Umum menunjukkan berkali-kali terjadinya krisis ekonomi yang menimpa AS dan dunia kapitalis sejak Perang Dunia II, sebagai akibat dari makin meruncingnya kontradiksi-kontradiksi dalam masyarakat kapitalis sendiri antara keinginan untuk memperbesar produksi dan terbatasnya kemampuan daya beli dari pasaran dalam negeri, sebagai akibat dari makin sempitnya dunia kapitalis dengan meluasnya dunia ekonomi Sosialis dam oleh kemajuan-kemajuan negara-negara non-Sosialis yang baru merdeka dan yang mulai membangun ekonominya yang berindustri. Juga persaingan diantara negara-negara kapitalis untuk menguasai pasaran kapitalis semakin menghebat seperti terlihat dari pertarungan sengit mengenai masalah Pasaran Bersama Eropa diantara enam negara Eropa Barat dan konsep Daerah Dagang Bebas dari Inggris. Dalam pada itu angka-angka pengangguran di-negara-negara kapitalis terus menerus menaik. Di AS masalah pengangguran sangat mengkhawatirkan umum. Oleh umum sudah diakui bahwa ekonomi AS harus menyesuaikan diri dengan suatu “pengangguran kronis yang permanen”.
Kongres juga membenarkan Laporan yang menunjukan bahwa dalam usahanya untuk mengatasi krisis-krisis ekonomi yang dihadapinya kaum monopolis AS mengambil jalan memperbesar pengeluaran militer, jalan memiliterisasi ekonomi negeri, yang memang adalah satu-satunya jalan yang terbuka bagi mereka. Industri perang AS memakai hampir separuh dari seluruh investasi industri partikelir dan merupakan sampai 39% dari total produksi industri berat AS. Senjata merupakan bahan ekspor Amerika yang terpenting, juga dalam rangka “bantuan” yang diberikannya kepada negara-negara lain. Oleh karena itulah mereka senantiasa menjalankan politik luarnegeri yang menimbulkan ketegangan-ketegangan sampai ke tepi perang dan menimbulkan peperangan-peperangan lokal yang baru, agar dapat memperbesar pasaran bagi industri perangnya. Politik kaum imperialis yang bersumber pada jalan buntu daripada sistim kapitalisme, sistem yang tidak mempunyai hari depan lagi, merupakan sumber dan biang keladi utama dari semua ketegangan internasional dan telah berakibat mempertentangankan bangsa-bangsa tertentu satu sama lain. Hanya ketakutan terhadap kekuatan militer yang unggul dari negara-negara Sosialis dan terhadap pendapat umum dunia yang kuat menentang perang menyebabkan kaum imperialis sampai sekarang tidak berani begitu saja nekad untuk membakar dunia dalam perang dunia yang baru.
Oleh karena itu untuk keselamatan dan keamanan dunia, untuk kemerdekaan dan kemajuan bangsa-bangsa, politik ini harus dilawan dan dikalahkan. Adalah satu kenyataan bahwa Partai-Partai Komunis disemua negeri memelopori dan memimpin perlawanan terhadap perang. Adalah juga kenyataan, bahwa Partai Komunis dan Pemerintah Uni Soviet memelopori perjuangan melawan politik perang negara-negara imperialis yang dikepalai oleh AS.
3. Kubu Sosialis Dan Pengaruh Internasionalnya
Mengenai perkembangan Negara-negara kubu Sosialis dan pengaruh internasionalnya, Kongres dengan gembira membenarkan konstatasi dalam Laporan, bahwa sekarang Sosialisme sedang mengungguli kapitalisme dalam semua hal yang berarti maju, berguna dan baik bagi Rakyat pekerja dan umat manusia. Dalam sejumlah cabang penting daripada ilmu dan teknologi Uni Soviet telah meninggalkan AS. Dalam produksi industri Uni Soviet sudah lama melampaui Negara-negara kapitalis yang terbesar di Eropa, yaitu Inggris, Perancis dan Jerman Barat. Dalam tahun 1970, jadi 5 tahun sesudah melaksanakan Plan 7 tahunnya. Uni Soviet sudah akan menempati kedudukan nomor satu di dunia, baik dalam volume produksi mutlak maupun produksi perkapita. Sputnik-sputnik dan lunik-lunik buatan soviet adalah bukti yanag paling menyolok dari kenyataan bahwa dibawah Sosialisme telah diwujudkan hasrat-hasrat yang paling berani dan berhasil daripada umat manusia.
Disamping itu, Laporan menunjukkan bahwa sekarangpun produksi industri perkapita dari seluruh dunia Sosialis telah menyusul produksi perkapita dari seluruh dunia Kapitalis. Negara-negara Sosialis yang didiami oleh sepertiga penduduk dunia sekarang sudah menghasilkan lebih dari sepertiga produksi dunia, hamper separuh dari produksi gandum dan 53% dari produksi kapas. Sesudah Rencana 7 Tahun Uni Soviet terlaksana sepenuhnya, dan ditambah lagi dengan kecepatan yang tinggi dari perkembangan ekonomi Negara-negara kubu Sosialis lainnya, maka dalam tahun 1965 sistem Sosialis bukan hanya akan unggul dalam produksi perkapita, tetapi juga akan menghasilkan lebih dari separuh produksi dunia. Sukses besar ini akan merubah sama sekali keadaan dan imbangan kekuatan internasional demikian rupa, sehingga lahirlah kemungkinan yang nyata untuk menyingkirkan peperangan dunia dari kehidupan manusia, walaupun kemenangan Sosialisme di dunia belum tercapai sepenuhnya dan disebagian dunia masih ada kapitalisme.
Selanjutnya Laporan menunjukkan bahwa perkembangan Sosialisme dunia ditandai oleh sukses-sukses besar yang dicapai oleh sejumlah Negara kubu Sosialis dalam membangun atau dalam penyelesaikan pembangunan Sosialisme. Republik Rakyat Tiongkok sedang melaksanakan tugas-tugas pembangunan Sosialis dengan gaya maju lompat. Dalam melaksanakan tugas-tugas ini Partai Komunis dan Rakyat Tiongkok yang berbakat telah menunjukkan daya kreasinya yang tinggi dengan menciptakan Komuni-Komuni Rakyat yang merupakan suatu tingkat baru dari pembangunan Sosialis di desa-desa dan mempunyai arti internasional yang penting. Komuni-Komuni Rakyat yang makin berkembang di desa-desa RRT sejak tahun 1958 dan yangtelah “menggabungkan industri, pertanian, perdagangan, pendidikan dan urusan kemiliteran dimana administrasi pemerintah dan urusan Komuni telah dipersatukan”, terang merupakan kekuatan raksasa dalam perjuangan untuk membela perdamaian dan untuk mengalahkan imperialisme. Di Cekoslovakia penghisapan manusia oleh manusia pada dasarnya telah dihapuskan dan merupakan salah satu Republik yang terkemuka didunia dalam produksi industri. Di Bulgaria Sosialisme telah menang di kota dan desa. Di Republik Demokrasi Jerman, Polandia, Rumania, Hongaria, Albania, Republik Rakyat Demokrasi Korea, Republik Demokrasi Vietnam dan Republik Rakyat Mongolia, pembangunan Sosialisme maju dengan pesat. Selanjutnya Laporan menunjukkan bahwa dengan adanya Dewan Saling Bantu Ekonomi kerjasama dilapangan ekonomi antar Negara-negara kubu Sosialis telah menjadi lebih sempurna lagi. Kerjasama ekonomi ini terutama ditujukan untuk memajukan sumber-sumber bahan mentah dan tenaga lintrik serta pada soal mempergunakan segala apa yang paling baru dicapai dilapangan teknologi. Perhatian khusus diberikan pada kebutuhan koordinasi yang lebih besar dan pada spesialisasi dilapangan permesinan yang akan memungkinkan pelaksanaan massa-produksi secara besar-besaran serta modern dan yang akan sangat mengurangui biaya produksi. Ini adalah bentuk dan sistem kerjasama internasional bagi masyarakat dunia di hari depan.
Kongres membenarkan Laporan yang menyimpulkan bahwa proses peralihan dari kapitalisme ke Sosialisme dalam abad kita sekarang tidak hanya telah melahirkan Sosialisme di Eropa dan Asia, tetapi juga telah melahirkan kubu perdamaian yang sangat kuat dan melahirkan gerakan kemerdekaan nasional yang belum pernah ada taranya dalam sejarah dunia.
Adalah tak diragukan lagi bahwa Sosialisme sebagai ide sudah mengisi pikiran bagian terbesar penduduk dunia, bahwa Sosialisme sudan menjadi system dunia, menjadi simbol dan perwakilan dari segala sesuatu yang baik dan maju serta menjadi daya penarik internasional dan harapan serta tujuan hidup bagi beratus-ratus juta manusia yang masih meringkuk dan sengsara dibawah penghisapan dan penindasan kapital.
Dalam diplomasi dan politik internasional Sosialisme merupakan pembela yang setia dan tegas dari kemerdekaan bangsa-bangsa dan perdamaian dunia, penganjur dan pelaksana dari hidup berdampingan secara damai dan bersahabat antara bangsa-bangsa, contoh daripada kemauan baik dan kesanggupan hidup dan bekerja samasecara damai antara bangsa-bangsa dengan sistem sosial yang berlaianan, penganjur dari normalisasi perdagangan internasional tanpa diskriminasi dan tukar menukar hasil bumi dan kebudayaan antara Timur dan Barat. Dilapangan ekonomi Sosialisme merupakan kesanggupan kerja secara berencana, mengindustrialisasi Negara secara besar-besaran, penggunaan otomasi seluas-luasnya, mekanisasi pertanian dan kesanggupan membawa kemajuan dan kemakmuran yang terus menerus meningkat dalam kehidupan materil dan kulturil manusia. Keunggulan Sosialisme atas kapitalisme juga terbukti dilapangan ilmu dan teknologi, dilapangan kebudayaan, moral dan kekuatan militer.
Tingkatan baru dalam gerakan Komunis sedunia telah tercapai dengan adanya “Deklarasi” dari 12 Partai Komunis dan Partai Buruh Negara-negara Sosialis dan “Manifes Perdamaian” dari 64 Partai Komunis dan Partai Buruh sebagai hasil Konferensi Moscow dalam bulan November 1957, dimana telah dirumuskan intisari dari pengalaman-pengalaman Komunis sedunia yang paling berharga.
Adanya RRT telah mengubah wajah dunia dan bagi Asia RRT mempunyai arti yang luar biasa. Dengan adanya RRT ditambah dengan adanya Republik Rakyat Mongolia, Republik Rakyat Demokratik Korea dan Republik Demokratik Vietnam. Berarti lebih separuh dari penduduk asia telah masuk kubu Sosialis dan merupakan benteng yang sangat kuat dalam perjuangan menghancurkan sisa-sisa kekuasaan imperialis di Asia.
Tetapi kendatipun telah tejadi kemajuan-kemajuan penting dan bersejarah dalan gerakan Komunis sedunia, Kongres menganggap tepat bahwa Laporan mengingatkan kita akan bahaya revisionisme modern dari klik Tito di Yugoslavia, yang hendak mengacau dan memecah belah gerakan Komunis sedunia.
Dari kenyataan bahwa sukses-sukses besar telah dicapai dalam pembangunan Sosialisme, terutama dengan dimulainya pembangunan Komunisme di URSS dan gerakan Komuni Rakyat yang jaya di RRT, Kongres menyetujui Laporan yang menyimpulkan bahwa gerakan Komunis sedunia dan kubu Sosialis belum pernah megitu kukat dan begitu bersatu seperti sekarang ini.
Mengenai hubungan-hubungan yang seharusnya antara Sosialisme sebagai suatu sistem dunia yang terus berkembang dan kapitalisme sebagai suatu sistem yang masih belum lenyap, Laporan mengingatkan bahwa kaum Komunis telah lama menunjukkan jalan keluar, yaitu prinsip hidup berdampingan antara Negara-negara yang sistem sosialnya berlainan, prinsip ko-eksistensi secara damai antara Negara-negara kapitalis dan Sosialis, dan bahwa kaum Komunis akan terus berbuat segala-galanya untuk mencegah jangan sampai jalan perang bisa dipaksakan kepada dunia. Memang sistem kapitalis tidak akan pernah dapat dipaksakan meski dengan jalan perang sekalipun terhadap suatu masyarakat yang sudah cukup syarat-syaratnya untuk Sosialisme.
Dalam hubungan ini, Laporan menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan yang sangat penting daripada prinsip hidup berdampingan secara damai antara lain ialah diadakannya hubungan dagang yang bebas, normal dan ramai antara Barat dan Timur dan pertukaran internasional antara wakil-wakil perintah dan wakil-wakil rakyat dari berbagai Negara.
4. Situasi Politik Internasional
Berbicara tentang situasi politik internasional, Kongres membenarkan kesimpulan bahwa didunia sekarang terdapat dua aliran mengenai persoalan-persoalan dan pertikaian-pertikaian politik internasional, yaitu aliran yang membela dan memperjuangkan Sosialisme dan aliran yang membela dan mempertahankan kapitalisme, sebagai percerminan dari proses objektif yang sedang terjadi di masyarakat dunia. Karena mewakili dua proses yang berbeda kedua aliran ini juga mempunyai watak yang berbeda pula. Yang pertama tampil kedepan dengan tujuan yang jujur dan dinyatakan secara terus-menerus seperti yang tercermin dalam politik Partai-Partai Komunis dan diplomasi Sosialis. Yang kedua terpaksa dan terbukti harus tersembunyi dan harus membonceng kepada demagogi “Sosialis”, seperti yang dilakukan oleh Perdana Menteri Nehru dari India.
Laporan menunjukkan bahwa pertarungan antara dua aliran ini dalam politik internasional meliputi masalah-masalah yang menyangkut kepentingan umum seluruh dunia. Yang terpokok diantaranay ialah masalah perang dan damai, masalah perang dingin, masalah kolonialisme, masalah pangkalan militer di Negara lain, maslah perdagangan bebas dan normal antara Timur dan Barat, masalah larangan digunakannya senjata-senjata nuklir, masalah dihentikannya percobaan-percobaan bom nuklir, masalah pelucutan persenjataan dan masalah hangat lainnya, misalnya masalah remiliterisasi Jepang, maslalah penyatuan kembali Vietnam dan Korea, masalah Berlin Barat, masalah perjanjian perdamaian Negara Jerman, masalah pakta-pakta militer agresi SEATO, NATO dll. Laporan menegaskan bahwa diantara semua masalah hangat ini, masalah Berlin Barat dan Jerman Adalah yang paling mendesak dewasa ini. Militerrisme Jerman yang dihidupkan kembali dengan bantuan kaum monopolis AS merupakan bahaya yang sangat menganggu keamanan dan perdamaian Eropa dan dunia.
Kongres juga membenarkan kesimpulan bahwa sejalan dengan berlangsungnya dua proses didunia, yaitu proses kehancuran kapitalisme dan proses kenaikan Sosialisme, dalam politik diplomatik internasional terdapat dua macam kebijaksanaan dengan tujuan, cara-cara dan semangatnya sendiri-sendiri. Yang satu adalah politik luarnegeri yang membela dan mempertahankan penghisapan dan penindasan, kolonialisme dan perang. Yang lain politik luarnegeri Negara-negara Sosialis yang berjuang untuk menghancurkan penghisapan, kolonialisme dan perang, dan untuk menciptakan masyarakat baru didunia yang adil dan makmur, damai dan maju.
Adalah satu kenyataan bahwa kaum imperialis kepala batu, terutama kaum imperialis AS, karena terus menerus nekad mempertahankan kolonialisme, terus menerus menimbulkan ketegangan-ketegangan baru, karena terus mengadakan subversi, intervensi dan agresi, dewasa ini sudah semaki terisolasi dan dibenci oleh Rakyat sedunia. Disamping itu meluapnya kebangkitan anti-kolonial yang sekarang meliputi seluruh daerah Asia, Afrika dan Amerika Latin, adalah pula merupakan pukulan-pukulan yang berat bagi imperialisme dunia. Dalam hubungan ini perlu dicatat kemenangan mutlak “Partai Aksi Rakyat”, dalam pemilihan umum di Singapura pada awal tahun ini yang merupakan pukulan berat bagi kolonialisme Inggris dan politik pro Inggris Tengku Abdul Rachman dari Malaysia. Adalah tidak berlebih-lebihan jika berdasarkan kenyataan ini Kongres menyetujui kesimpulan bahwa dalam periode yang di tinjau perkembangan internasional benar-benar menunjukkan pergeseran ke kiri kearah yang lebih memencilkan dan merugikan kaum imperialis, terutama imperialis AS. Dalam hubungan dengan kebangkitan anti-kolonial dari bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Arab, Kongres menganggap penting bahwa Laporan mengkonfrontasikan jalan Mesir dari Nasser yang tersesat dengan jalan Irak daru Kasim yang benar. Pengalaman Mesir menunjukkan bahwa tidak mungkin politk dalam negerinya adalah anti-demokratis dan anti-Komunis dan bahwa politik anti-demokratis adalah berlawanan dengan prinsip anti-kolonial dan cinta damai dari Putusan-Putusan Bandung dan sejalan dengan politik imperialis yang mempertahankan kekuasaan kolonialnya dinegara-negara Arab, di Asia dan dibagian-bagian dunia lainnya. Tak disangsikan lagi bahwa jalan Irak sekarang, jalan kerjasama nasionalis dan Komunis, adalah jalan Arab dan jalan kemerdekaan nasional yang sejati.
Dalam hubungan kebangkitan anti-kolonial di Asia, Afrika dan Amerika Latin, yang telah mengubah imbangan kekuatan internasional yang menguntungkan bagi kemerdekaan, demokrasi, Sosialisme dan perdamaian. Laporan menekankan perlunya diyakini arti internasional yang amat penting dari gerakan-gerakan dunia untuk menentang perang dan membela [perdamaian abadi. Bagi berhasilnya perjuangan mempertahankan perdamaian dan mencegah perang dunia yang baru Laporan menunjukan bahwa syarat yang menentukan ialah imbangan kekuatan internasional yang menguntungkan bagi Sosialisme.
Dalam hubungan dengan tugas-tugas kita dilapangan politik luarnegeri Kongres memperkuat kesimpulan-kesimpulan Partai dimasa yang lalu bahwa Indonesia seharusnya menempatkan diri sebagai partisipan yang aktif dalam front internasional anti-kolonial dan cinta damai, bahwa Partai harus selalu berusaha untuk mendorong Pemerintah Indonesia supaya bertindak dan menjalankan politik luarnegeri kearah ini, dan bahwa bagi kaum Komunis bekerja dalam gerakan perdamaian merupakan tugas perjuanngan yang serius dan sungguh-sungguh yang harus dilakukan dengan sepenuh hati.
5. Soalnya Bukan “Memilih Blok”, Tetapi Menjalankan Politik Luar negeri Yang Menguntungkan Rakyat Indonesia
Dalam menganalisa politik luarnegeri Indonesia, Kongres sepenuhnya menyetujui kesimpulan bahwa kerjasama dengan Uni Soviet dan negeri-negeri kubu Sosialis lainnya dalam front internasional untuk perdamaian dan anti-kolonial memberikan jaminan bagi keselamatan, kemajuan dan haridepan yang lebih baik bagi republik Indonesia. Hanya dengan meluaskan kerjasama dengan Negara-negara Sosialis, politik luarnegeri yang bebas dan aktif menuju perdamaian dan anti kolonial bisa diletakkan di atas sendi-sendi dan dalam proporsi yang sebenarnya. Hanya dengan demikian, politik ini tidak akan salah tumbuh menjadi suatu politik netral yang banci yang tidak berani memihak dan menghadapi berbagai masalah internasional, atau tumbuh menjadi suatu politik “tidak pilih kasih antara kedua blok” yang berarti bersikap memberikan perlakuan yang sama baiknya kepada imperialisme seperti kepada Sosialisme.
Berbicara tentang tentang politik bebas dan aktif. Kongres sepenuhnya menyetujui Laporan yang menyimpulkan bahwa politik bebas Syahrir langsung bertentangan dengan politik luarnegeri yang bebas dan aktif untuk perdamaian dan anti-kolonial yang dengan disokong oleh Rakyat dijalankan oleh Pemerintah-Pemerintah Indonesia sejak Kabinet Ali Sastroamidjoyo yang pertama dan yang kedua sampai sekarang, dan bahwa karenanya Syahrir sama sekali bukan pembentuk politik luarnegeri Indonesia yang sekarang didukung oleh Rakyat Indonesia tetapi adalah lawannya. Dalam hubungan ini, Laporan menjelaskan bahwa sudah sejak semula Syahrir memegang peranan penting dalam politik Indonesia, ia sudah menakut-nakuti Rakyat Indonesia dan menganjurkan supaya menyerah kepada Imperialisme dan supaya jangan merugikan atau membikin marah kaum imperialis, dan bahwa karena itu kemerdekaan yang bisa dicapai oleh Indonesia menurut konsepsinya tidak lebih dari “Kemerdekaan” dalam nama saja yang tetap berada dibawah pengaruh negara kapitalis besar.
Mengenai politik luarnegeri Hatta, Laporan menjelaskan bahwa ia adalah tidak lebih daripada kelanjutan politik luarnegeri Sutan Syahrir yang khianat itu. Adalah sepenuhnya benar kesimpulan yang menyatakan bahwa politik luarnegeri Syahrir dan Hatta yang meremehkan kekuatan Rakyat Indonesia sendiri dan kekuatan anti-kolonial didunia dan yang sebaliknya menyerah pada intimidasi-intimidasi dan kehendak-kehendak imperialis akhirnya tumbuh menjadi politik komprador, yaitu politik tunduk pada imperialisme dan memusuhi perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia untuk membela dan menyempurnakan Republik Proklamasi.
Dalam hubungan ini, Kongres menganggap tepat peringatan dalam Laporan bahwa politik luarnegeri Syahrir-Hatta yang anti-nasional dan pro-imperialis itu dewasa ini belum lenyap sama sekali dan bahwa diantara para diplomat dan para penguasa dalam politik luarnegeri Republik Indonesia masih terdapat cukup banyak oknum-oknum yang masih berjiwa dan bersemangat konsepsi politik luar-negeri Syahrir-Hatta. Ini sangat menghambat perkembangan dan kemajuan Republik Indonesia sehingga oleh karenanya perlu segera dibersihkan.
Adalah kenyataan sejarah bahwa sesungguhnya tradisi politik luarnegeri Republik Indonesia semenjak berdirinya adalah berdasarkan hubungan dan kerjasama persahabatan dengan Timur, walaupun dirintangi oleh Sutan Syahrir. Berdasrkan kenyataan sejarah, Kongres membenarkan Laporan bahwa Negara-negara Sosialis adalah pembela-pembela dan penyokong-penyokong setia sejak tahun-tahun pertama revolusi dan demikian juga Negara-negara Asia-Afrika, dan bahwa sahabat-sahabat tradisional Republik Indonesia dan sahabat-sahabat diwaktu-waktu yang sulit adalah Negara-negara Timur dan bukan Negara-negara Barat, yang selamanya memihak Belanda.
Dalam hubungan ini Rakyat Indonesia perlu menyatakan penghargaan dan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada proletariat Nederland beserta Partainya, yaitu Partai Komunis Nederland, yang dari sejak semula selalu melawan politik colonial Pemerintah Nederland dan selalu membela kemerdekaan Indonesia dan hak Republik Indonesia atas Irian Barat.
Mengenai politik luarnegeri Kabinet Wilopo, kabinet pertama yang disokong oleh PKI sesudah KMB, yang dirumuskan sebagai “politik luar negeri yang bebas dan aktif menuju perdamaian” Kongres membenarkan Laporan yang menyimpulkan bahwa dengan ini politik bebas model Syahrir-Hatta mulai ditinggalkan, meskipun kesanggupan untuk menempatkan Indonesia tegas-tegas dalam front internasional anti-kolonial dan cinta damai belum cukup pada kabinet ini.
Kongres membenarkan kesimpulan bahwa atas desakan kekuatan progresif, dasar-dasar politik luarnegeri Indonesia yang agak maju telah diletakkan teutama oleh Kabinet Ali Sastroamidjoyo yang telah berhasil mendorong terlaksanya konferensi Bandung yang telah melahirkan prinsip-prinsip dan semangat Bandung yang bersejarah, dan bahwa politik ini dilanjutkan oleh Kabinet Juanda dengan menunjukan tanda-tanda kesediaan untuk lebih memperluas hubungan ekonomi dan kebudayaan dengan negara-negara kubu Sosialis dengan menempuh “jalan lain” mengenai Irian Barat. Dengan politiknya yang tegas menentang pendaratan tentara AS di Pekan Baru pada awal tahun 1958, Pemerintah Juanda dengan dukungan Rakyat Indonesia telah berhasil menyelamatkan Republik Indonesia.
Dalam keadaan sekarang adalah kewajiban Partai untuk lebih mengembangkan hasil-hasil positif yang telah dicapai oleh politik luarnegeri Indonesia, yang pertama-tama perlu mendapat perhatian adalah pelaksanaan yang kongkrit dan sungguh-sungguh dari putusan-putusan Bandung. Didalam lingkungan PBB kerjasama kelompok A-A perlu dipererat dan lebih diaktifkan lagi.
Mengingat Indonesia berada dibarisan paling depan dalam menghadapi SEATO, adalah penting supaya Pemerintah mengadakan usaha-usaha yang intensif dalam merealisasi politik tetangga baik atas dasar azas-azas memelihara perdamaian dan anti-kolonial agar Indonesia dilingkungi oleh Negara-negara tetangga yang bersahabat juga sudah pada tempatnya jika Pemerintah Indonesia bersam-sama dengan kelompok A-A meneruskan perjuangan dengan lebih teguh lagi didalam PBB dan diforum internasional lainnya untuk memasukkan RRT dan Republik Rakyat Mongolia kedalam PBB, untuk menghapuskan perbedaan rasial di Afrika Selatan dan dibagian-bagian dunia lainnya dan untuk memelihara keamanan diTimur Tengah dan Timur Jauh denga menuntut penarikan mundur semua tentara asing dari daerah-daerah tsb. Demikian pula perjuangan Irian Barat harus diteruskan, juga di PBB dan lebih meyakinkan Negara-negara didunia, terutama Negara-negara Asia-Afrika dan juga Negara-negara Amerika Latin tentang adil dan benarnya tuntutan Rakyat Indonesia. Selanjutnya demi kepentingan Indonesia sendiri, kerjasama dilapangan ekonomi, ilmu dan kebudayaan dengan Negara-negara kubu Sosialis harus lebih diluaskan lagi sesuai dengan politik luar negeri Pemerintah yang agak maju, yang anti-kolonial dan cinta damai.
Dalam hubungan dengan SEATO, Kongres menganggap tepat pada waktunya bahwa Laporan memperingatkan sikap Pemerintah Jepang yang belum menunjukkan kesadaran untuk menjalankan suatu politik luar-negeri yang cinta damai, demokratis dan bersahabat terhadap Negara-negara tetangga di Asia, yang menunjukkan bahwa imperialisme Jepang masih merupakan bahaya yang mengganggu perdamaian dan kemerdekaan Asia.
Laporan menekankan pentingnya adanya kejernihan dan kejelasan dalam pandangan dan pengertian politik luarnegeri bahwa yang menjadi musuh dan penghalang utama dari keselamatandan keutuhan Republik Indonesia adalah imperialisme dunia yang dikepalai oleh AS, dan oleh karena itu harus dilawan dengan sungguh-sungguh dan berani tanpa menyerah sedikitpun juga. Sudah menjadi kenyataan umum, bahwa kekuatan imperialis bukannya tidak terbatas, bahwa imperialime adalah macan kertas yang bukannya tidak terkalahkan dan bahwa imperialis mundur jika di lawan.
Kongres memperkuat Laporan yang menyimpulkan bahwa untuk melaksanakan tugas-tugas politik luar negerinya. Pemerintah perlu mempunyai aparatur yang dapat dipercaya dan mampu, yang patriotik dan ahli, bahwa korps diplomat dan pejabat-pejabat dinas luar negeri perlu dibersihkan dari kutu-kutu, elemen-elemen “PRRI-Permesta” dan bersamaan dengan itu diperkuat dengan patriot-patriot yang memiliki keahlian bekerja yang lebih tinggi dan lebih mampu menguasai dan memecahkan masalah-masalahnya.
1. Perkembangan Partai Antara Kongres Nasional ke-V Dan ke-VI
Dalam membicarakan masalah pembangunan Partai. Kongres nasional ke-VI dengan gembira membenarkan kesimpulan bahwa selama masa antara Kongres ke-V dan ke-VI , Partai kita telah mengalami perubahan besar dan sudah menjadi Partai terbesar di Negara kita. Partai telah berkembang meluas keseluruh negari dan dibeberapa pulau juga sudah mulai mendalam dan berakar. Kemajuan melompat daripada Partai tidak hanya dalam peningkatan jumlah anggota dan pengikut, tetapi juga dalam peningkatan ideologi, politik dan organisasi. Berbeda dengan waktu Kongres Nasional ke-V,perbandingan jumlah anggota dan calon anggota sekarang sudah hamper sama, walaupun jumlah anggota seharusnya jauh lebih banyak dari jumlah calon anggota. Prosentase keanggotaan dari kalangan kaum tani telah lebih besar, sedangkan dari kalangan kaum intelektual dan wanita sudah lebih banyak yang masuk menjadi anggota atau bersimpati pada Partai. Dari elemen buruh juga sudah bertambah banyak didalam Partai, tetapi presentasenya tidak mengalami perubahan penting.
Sepanjang sejarahnya, sebagian besar dari anggota Partai kita telah mengalami penggemblengan dalam berbagai perjuangan revolusioner. Perlawanan gagah berani dan pengorbanan besar yang sudah diberikan oleh anggota-anggota Partai dalam perjuangan-perjuangan ini telah menggembleng seluruh barisan Partai, telah sangat meningkatkan martabat Partai dimata Rakyat, telah lebih mengeratkan hubungan Partai dengan massa Rakyat dan dengan alat-alat Negara yang patriotik. Bersamaan dengan itu ia juga telah membajakan persatuan dalam Partai, persatuan dikalangan pimpinan atasan, persatuan antara pimpinan atasan dan bawahan dan persatuan antarapimpinan dengan massa anggota. Kecintaan dan solidaritas antara sesame Komunis adalah semangat yang berkuasa dalam Partai.
Mengenai sebab-sebab mengapa Partai dalam waktu singkat ini bisa mempunyai jumlah keanggotaan yang besar dan tumbuh menjadi Partai massa. Kongres membenarkan Laporan yang menunjukkan pentingnya hal-hal sbb, :diadakannya koreksi atas kesalahan-kesalahan fundamental dari Partai dilapangan politik dan organisasi seperti yang dibahas dalam resolusi “Jalan Baru”: kemudian tindaka-tindakan politburo yang dibentuk pada permulaan tahun 1951, yang telah berhasil menyusun rencana Konstitusi baru Partai, yang telah merumuskan garis politik front persatuan nasional yang konsekuen anti-imperialisme dan yang berbasiskan persekutuan buruh dan tani dan garis organisasi tentang pembangunan Partai yang dibolsjwikkan, yang meluas diseuruh negeri, yang mempunyai karakter massa yang luas ; penyusunan program agrarian revolusioner : penyusunan program Partai yang tepat: dan selanjutnya kemampuan Partai dalam mengambil sari-sari yang berharga, yang bersifat nasional dan progresif dari sejarah, kebudayaan dan tradisi Rakyat kita. Adalah sepenuhnya terbukti, bahwa kebenaran politik Partai telah sangat besar artinya bagi pekerjaan memperkuat dan meluaskan Partai.
Kongres juga dengan gembira menyambut konstitusi di dalam Laporan bahwa hubungan Partai kita dengan Partai-Partai sekawan yang berdasarkan persamaan hak dan kemerdekaan masing-masing makin hari makin bertambah erat, baik dengan jalan mempelajari pengalaman Partai-Partai sekawan maupun dengan menghadiri Kongres-Kongres mereka atau kontak-kontak pribadi antara pimpinan-pimpinan Partai kita dengan pimpinan-pimpinan Partai sekawan.
2. Pendidikan Marxisme-Leninisme Syarat Mutlak Untuk Persatuan Didalam Partai
Berbicara tentang pendidikan Marxisme-Leninisme, Kongres menganggap tepat putusan pimpinan Partai untuk, sesudah kesalahan di lapangan organisasi diperbaiki dan sesudah garis umum pembangunan Partai yang diletakkan oleh Kongres Nasional ke-V dilaksanakan dengan berhasil, melaksanakan pendidikan secara besar-besaran di dalam Partai. Dalam hubungan ini sangat penting aritnya gerakan-gerakan semenjak tahun 1952 untuk mempelajari Program dan Konstitusai Partai bagi anggota-anggota baru setiap kali diadakan gerakan perluasan keanggotaan, gerakan-gerakan yang mewajibkan anggota-anggota lama mempelajari dokumen-dokumen Partai serta buku-buku Marxisme-Leninisme, dan lebih-lebih lagi Plan 3 Tahun Mengenai Organisasi dan Pendidikan.
Berdasarkan Plan 3 Tahun Pertama,maka diadakan pendidikan diseluruh Partai tentang prinsip-prinsip fundamental Marxisme-Leninisme dan tentang mempertahankan pendirian, pandangan dan metode kelas buruh Pendidikan dihubungkan secara erat dengan tugas urgent Partai, dan dipandang sebagai usaha untuk menghilangkan rintangan-rintangan idelogis agar tugas-tugas Partai sekarang dapat dilaksanakan dengan baik dan agar para kader tidak asing mengenai tugas yang akan dilakukan dikemudian hari.
Kongres menyadari pentingnya kesimpulan, bahwa salah satu pekerjaan Partai sesudah Kongres Nasional ke-VI ialah mendidik semua fungsionaris dan aktivis Partai, dan mendidik mayoritas dari pada massa anggota menurut sistem pendidikan baru.
Dengan dilaksanakannya pendidikan, maka kebulatan pikiran menjadi terjamin, semangat Komunis menjadi lebih kuat berkuasa dalam Partai. Dalam hubungan ini, tepat sekali kesimpulan Sidang Pleno ke-IV CC, yang menyatakan bahwa “Persatuan didalam Partai hanya mungkin jika didasarkan atas persatuan pikiran, persatuan ideologi, yaitu pikiran atau ideology Marxisme-Leninisme. hanya jika ada persatuan pikiran dari orang-orang Komunis,barulah ada persatuan yang sungguh-sungguh didalam politik dan organisasi Partai Komunis, barulah ada persatuan didalam aksi-aksi Rakyat yang dipimpin oleh Partai Komunis “
Mengenai kesukaran-kesukaran dan kesalahan-kesalahan yang kita temui dan kita perbuat dalam melaksanakan garis politik dan organisasi yang di tetapkan oleh Kongres Nasional ke-V serta kesukaran-kesukaran dan kemungkinan-kemungkinan membuat kesalahan dimasa datang Kongres membenarkan kesimpulan bahwa yang penting ialah supaya kita selamanya mengerti apa yang menjadi pokok dan sebab daripada semua kesukaran dan kesalahan itu. Dalam Kongres Nasional ke-V sudah disimpulkan, bahwa segala kesalahan, baik kesalahan karena dogmatisme maupun kesalahanan karena empirisme, adalah bersumber pada ideologi subjektivisme. Adalah kewajiban pimpinan Partai untuk mempelajari dan menganalisa kesalahan-kesalahan dimasa lampau, menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan yang lampau itu, agar sebagaimana dikatakan oleh Kawan Liu Sau-tji “dalam pekerjaan selanjutnya membuat lebih sedikit kesalahan, dan sedapat mungkin tidak mengulangi kesalahan yang pernah terjadi serta tidak menyebabkan kesalahan kecil menjadi kesalahan besar”.
3. Subjektivisme Harus Terus Kita Perangi
Untuk melawan ideologi subjektivisme, Kongres membenarkan Laporan yang menunjukkan kesimpulan Kongres ke-V yang menyatakan bahwa adalah sangat penting untuk melakukan dua hal : Pertama, mengajar anggota-anggota Partai untuk memakai metode Marxis-Leninis dalam menganalisa situasi dan dalam mengukur kekuatan kelas. Dengan demikian kita menentang analisa dan perhitungan cara subjektif. Kedua , memimpin perhatian anggota-anggota kearah penyelidikan dan studi dilapangan sosial dan ekonomi. Dengan melakukan dua hal ini, kita dapat menentukan taktik perjuangan dan metode kerja, dan dengan demikian membikin kawan-kawan kita mengerti bahwa kesalahan dalam penyelidikan sesuatu keadaan yanag nyata akan menyebabkan mereka tenggelam dalam fantasi dan avonturisme.
Melakukan dua hal tsb, diatas berarti bahwa kita mempertinggi taraf Marxisme-Leninisme daripada kader-kader Partai dan mendidik mereka memadukan teori dengan praktek. Singkatnya, kita harus tahu Marxisme-Leninisme dan kenal keadaan untuk meningkatkan hasil pekerjaan. Tahu Marxisme-Leninisme dan kenal keadaan, inilah semboyan belajar dan semboyan bekerja kita.
Sumber sosial daripada subjektivisme ialah keadaan Negara kita yang merupakan Negara borjuis kecil. Tetapi kesalahan-kesalahan kita bisa juga tidak berpangkal pada sumber sosial, tetapi berpangkal pada sumber pengertian yang salah. Untuk menghindarkan kesalahan ini, kita harus dengan tepat memahami kenyataan objektif dengan segala sudutnya dan dengan tepat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dan tidak bertindak menurut keinginan kita yang subjektif dan berat sebelah.
Selanjutnya Kongres membenarkan sepenuhnya kesimpulan, bahwa dalam usahanya untuk menghalang-halangi kemajuan gerakan progresif dan kemajuan perjuangan anti-imperialisme dan anti-feodalisme pada umumnya, berhubung sukarnya untuk memukul politik dan program PKI, kaum imperialis dan kaki tangannya serta kaum borjuis dalam negeri pada waktu sekarang lebih banyak mencurahkan kegiatannya dalam gelanggang ideologi, dimana mereka secara diam-diam menyelundupkan pandangan-pandangan dunia idealis dalam menjelaskan masalah-masalah politik, hokum, kesenian dsb, sehingga menimbulkan kekacauan dalam dunia ideologi. Oleh karena itu adalah tepat kesimpulan, bahwa salah satu tugas terpenting sekarang, ialah meneruskan perjuangan Partai dengan penekanan pada segi pembangunan ideologi. Dengan menemukakan ini tidak berarti bahwa kita boleh menganggap remeh masalah organisasi. Pembangunan organisasi adalah tetap penting, tetapi lebih penting lagi pembangunan ideologi. Bagi kaum Komunis , ideologi adalah jendral. Tanpa ideologi yang tepat tidak ada yang bisa berjalan beres sebagaimana tanpa jendral yang baik tidak ada tentara yang bisa menang.
Untuk memperbaiki pekerjaan Partai dilapangan ideology, dimasa-masa datang kita harus lebih mengutamakan pelajaran filsafat Marxisme-Leninisme, yatiu materialisme dialektik dan histori. Dengan memahami filsafat akan menjadi jelas kader-kader kita bahwa filsafat itu adalah dasar teori daripada segala taktik, garis, pedoman dan politik dan dengan demikian kader-kader kita tidak hanya tahu kebenaran, tetapi juga tahu sebab kebenaran garis politik Partai.
Untuk menghindarkan kemungkinan kesalahan subjektivisme yang tidak bisa membedakan antara Program Umum Partai dan Program Tuntutan atau program khusus, Laporan menunjukkan pentingnya Sidang Pleno ke-IV CC, dimana dengan tegas dijelaskan perbedaan antara kedua program tsb, dan hubungannya satu sama lain.
Kongres membenarkan Laporan yang menekankan bahwa mengerti strategi dan taktik-taktik pokok saja belumlah cukup. Partai harus senantiasa menguasai situasi secara lengkap atau sekurang-kurangnya agak lengkap, menetapkan sikap terhadap situasi itu menentukan langkah dan aksi-aksi yang menguntungkan Rakyat dan mendorong maju gerakan revolusioner sesuai dengan situasi.
Selanjutnya untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan membuat kesalahan yang masih tetap ada, meskipun kita sudah belajar teori Marxisme-Leninisme, sudah menguasai keadaan dan juga menguasai garis politik Partai dengan baik, Partai harus terus-menerus melakukan kritik dan selfkritik dengan berpedoman kepada prinsip yang diajukan Kawan Mau Tje-tung “bertitik pangkal pada kemauan bersatu, dan melalui kritik dan selfkritik, mencapai persatuan baru atas dasar yang baru”. Keberanian melakukan kritik harus dibangunkan, terutama kritik dari bawah kepada atasan dengan serius dan sungguh-sungguh tetapi juga secara sabar dan bijaksana,sehingga kita dapat “menarik pelajaran dari kesalah yang sudah-sudah sebagai peringatan bagi hari kemudian” dan kita juga dapat “mengobati penyakit untuk menyembuhkan si sakit”. Dengan setia melakukan kritik dan selfkritik berarti kita memerangi subjektivisme. Dengan demikian kemungkinan membikin kesalahan diperkecil serta persatuan didalam Partai lebih diperkuat. Dengan demikian Partai sungguh-sungguh akan menjadi pimpinan yang objektif dan realistis dan akan dapat membersihkan dirinya dari birokratisme dan sektarisme. Semuanya ini berarti bahwa Partai mewujudkan suatu langgam kerja yang membedakannya dari partai-partai lainnya , yang dengan singkat dapat dirumuskan sbb : Memadukan teori dengan praktek, berhubungan erat dengan massa Rakyat dan melaksanakan selfkritik
4. Teruskan Bekerja Dengan Plan 3 Tahun
Mengenai arti daripada Plan 3 Tahun Organisasi dan Pendidikan Kongres membenarkan kesimpulan, bahwa Plan tsb, mempunyai arti yang luar biasa besarnya baik bagi mempertinggi kualitas anggota-anggota Partai maupun bagi kemajuan Partai secara keseluruhan. Plan ini telah menimbulkan suasana baru dalam Partai. Telah membawa kesegaran dan kegembiraan bekerja dalam barisan Partai. Ia juga telah mempertinggi daya memobilisasi daripada Partai; melatih para fungsionaris dan aktivis Partai untuk bekerja “banyak segi”; mendorong mereka untuk memperdalam pengertian mengenai pekerjaan masing-masing, untuk mempelajari lebih baik keadaan daerahnya masing-masing dan keadaan sukubangsa-sukubangsa yang ada didaerahnya; menanamkan semangat dan pandangan-pandangan Komunis dalam dada anggota-anggota Partai; dan memperkembangkan pimpinan kolektif serta pekerjaan massa dari Partai. Adanya pimpinan kolektif yang disertai kritik dan selfkritik menyebabkan makin berkembangnya demokrasi dalam Partai dan bersamaan dengan itu berkembang pula kepribadian, daya cipta dan militansi para anggota Partai. Berkembangnya demokrasi dalam Partai memperkuat sentralisme Partai, sedangkan garis massa berangsur-angsur menjadi sungguh-sungguh garis politik, garis organisasi dan garis moral daripada Partai.
Adalah benar, bahwa perkembangan situasi yang cepat ditanah air kita tidak mungkin bisa ditampung seandainya kita tidak mempunyai Plan 3 Tahun, artinya jika kita tidak mempunyai pengalamam bekerja sistimatis dan tidak meluaskan Partai dan mendidik anggota-anggota Partai. Dalam hubungan ini penting sekali arti daripada Sidang Pleno ke-VI CC yang mengambil resolusi tentang keharusan untuk menyesuaikan badan-badan pimpinan Partai dengan perkembangan situasi revolusioner yang cepat yang dimulai dari CC sampai kepada Komite-Komite yang paling bawah. Pekerjaan menyesuaikan badan-badan pimpinan Partai dengan situasi ini adalah pekerjaan yang harus kita kerjakan terus menerus.
Oleh karena itu Kongres menyetujui Laporan, bahwa kita harus meneruskan pekerjaan dengan Plan 3 Tahun, jika selesai yang pertama disusul dengan yang kedua dan seterusnya. Kontrol yang intensif, yang sistimatis dan terus menerus mengenai pelaksanaan Plan harus dianggap sebagai salah satu pekerjaan terpenting untuk suksesnya Plan.
Mengenai jatah-jatah yang ditetapkan dalam Plan 3 Tahun, dapat disimpulkan, bahwa pada umumnya jatah yang dicapai dalam lapangan pendidikan lebih baik daripada jatah yang dicapai dalam lapangan organisasi, bahkan beberapa Komite sampai berhasil melampaui jatah yang ditetapkan mengenai penyelenggaraan Sekolah dan Kursus Partai. Namun demikian ada juga bagian-bagian penting yang belum tercapai, diantaranya yang sangat serius ialah mengenai peredaran literatur Partai dan khususnya jatah untuk memperbesar oplah “Harian Rakyat”. Masalah distribusi HR harus menjadi tanggungjawab Sekretaris-Sekretaris Komite dan semua kader penting Partai.
Berhubung adanya kelemahan-kelemahan ideologi yang menghinggapi sementara kawan, Kongres menyetujui kesimpulan bahwa cara untuk mengatasinya yang pokok ialah dengan jalan meningkatkan kesadaran Marxisme-Leninisme diseluruh Partai, dan oleh karena itulah bagian pendidikan didalam Plan 3 Tahun Partai harus senantiasa mendapat perhatian yang utama. Disini juga harus ditarik kesimpulan, bahwa didalam menyusun Plan 3 Tahun Kedua yang akan datang pelajaran filsafat Materialisme Dialektik dan Histori harus menjadi mata pelajaran pokok disemua Sekolah dan Kursus Partai. Sekolah Partai Sentral dan Sekolah-Sekolah Partai Daerah Besar harus mendidik pekerja-pekerja teori, mendidik pekerjaan-pekerjaan politik dan organisasi dan mendidik guru-guru Sekolah-Sekolah dan Kursus-Kursus Partai. Selanjutnya harus menjamin kesatuan teori Marxisme-Leninisme dengan praktek revolusioner Indonesia, disamping merupakan perpaduan badan pendidikan dengan badan penyelidikan (research).
5. Memperkuat, Memperluas, dan Memperbaharui Partai
Dalam menahadapi tugas-tugas baru Partai sesudah Kongres Nasional ke-VI, Kongres membenarkan kesimpulan bahwa kewajiban kita sekarang ialah meneruskan pembangunan Partai dengan semboyan “memperkuat, memperluas dan memperbaharui Partai”.
Memperkuat Partai berarti per-tama-tama mengkonsolidasi dan mengembangkan hasil-hasil Plan 3 Tahun, menyusun dan melaksanakan Plan 3 Tahun Kedua, memeriksa kembali seluruh barisan Partai untuk mencari kelemahan-kelem ahan Partai supaya supaya dapat dilikuidasi dan mempergiat pekerjaan untuk memelihara kemurnia ideologi Partai, dan mempertinggi kualitas semua organisasi Partai yang berarti mempertinggi kualitas tiap anggota Partai.
Memperluas Partai berarti mengembangkan dan mengeratkan hubungan Partai dengan massa Rakyat dari semua sukubangsa diseluruh negeri, menyempurnakan pekerjaan massa daripada Partai, mengadakan perlawanan terhadap sektarisme dan menambah jumlah anggota serta jumlah organisasi Partai.
Memperbaharui Partai pertama-tama berarti memperbaharui Konstitusi Partai, yaitu memasukkan kedalam Konstitusi Partai Kemenangan-kemenangan yang telah dicapai semenjak Kongres Nasional ke-V dalam lapangan politik dan organisasi. Partai harus senantiasa bekerja menurut Plan, yang meliputi seluruh Partai dan seluruh negeri. Kader-kader Partai tidak boleh bekerja secara spontan atau dengan meraba-raba, atau menetapkan politik dan bekerja hanya berdasarkan perasaan saja, tetapi mereka harus bekerja berdasarkan hasil-hasil penyelidikan atau bekerja secara ilmiah untuk memperbaiki pekerjaan praktis mereka dalam membangkitkan, memobilisasi dan mengorganisasi massa, terutama massa kaum buruh dan kaum tani. Hasil-hasil penyelidikan, eksperimen-eksperimen, pencatatan-pencatatan dan perenungan-perenungan harus selalu diakhiri dengan kesimpulan-kesimpulan untuk lebih memperbaiki pekerjaan dimasa datang. Kehidupan intern Partai harus dipertinggi, terutama dengan setia kepada asas sentralisme-demokratis dan dengan mengembangkan kritik dan self-kritik. Partai harus senantiasa dalam suasana menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi, suasana belomban dalam melaksanakan plan untuk mengembangkan daya cipta masing-masing anggota dan dalam suasana kesatuan Partai dalam segala hal. Jadi memperbaharui Partai sama sekali tidak berarti membikin ”Partai baru”.
Dalam rangka memperbaharui Partai, Kongres menekankan pentingnya diadakan gerakan memperbaiki cara memimpin yang didasarkan atas pemaduan seruan-seruan umum dengan tuntutan-tuntutan kongkrit dan pemaduan pimpinan dengan massa dengan semboyan “atasan memberi contoh kepada bawahan”. Soal “atasan memberi contoh kepada bawahan’ tidak hanya dilapangan kehidupan politik dan organisasi, tetapi juga dilapangan kehidupan sehari-hari.
Dalam hubungan memperkuat, memperluas dan memperbaharui Partai, perlu ditegaskan bahwa hal ini hanya bisa terlaksana jika didalam Partai betul-betul terjamin hegemoni daripada ideologi proletariat, jika ideologi borjuis dan ideologi borjuis selalu dikikis dan dibersihkan dari Partai, sehingga terjamin kemurnian Partai dilapangan politik, organisasi dan ideologi. Pekerjaan memperkuat, memperluas dan memperbaharui Partai tidak boleh dianggap sebagai “pekerjaan musiman”, melainkan pekerjaan yang harus terus-menerus dilakukan. Selanjutnya perlu dicamkan bahwa pekerjaan memperkuat, memperluas dan memperbaharui Partai juga berarti bahwa kesalahan-kesalahan yang sudah pernah dibuat diusahakan jangan sampai terulang lagi dan dipelajari sungguh-sungguh sumber dari kesalahan itu. Disinilah bagi kader-kader Partai untuk mempelajari sedalam-dalamnya sejarah Partai kita, sejarah kesalahan-kesalahannya, kegagalan-kegagalannya dan sukses-suksesnya.
Berbicara tentang kewaspadaan, Kongres membenarkan Laporan yang menegaskan pentingnya melawan dengan sekuat tenaga bahaya revisionisme modern. Meskipun perkembangan negara Komunis di Indonesia sekarang sudah lebih bersatu dari mas yang lampau dan meskipun gerakan Komunis sedunia yang semakin monolit telah memberikan pukulan yang menentukan kepada revisionisme modern, namun kaum Marxis-Leninis tidak boleh menganggap sepi kenyataan adanya revisionisme klik Tito. Oleh karena itu perjuangan melawan revisionisme modern, bahaya utama gerakan Komunis sedunia tidak boleh menjadi lemah.
Dalam hubungan kewaspadaan ini, juga adalah penting untuk mengembangkan kebiasaan yang sudah ditanamkan sesudah Kongres Nasional ke-V, yaitu kebiasaan mengadakan gerakan pembetulan pikiran.
6. Pimpinan Partai Pada Gerakan Massa
Mengenai pekerjaan massa daripada Partai, Kongres membenarkan kesimpulan bahwa hal ini masih belum memuaskan. Belum cukup banyak perhatian yang diberikan kader-kader Partai pada persoalan-persoalan praktis daripada massa, malahan sementara kader ada yang meremehkannya, sebab dianggap kurang penting dan kurang revolusioner. Perhatian mereka hanya terbatas pada pekerjaan-pekerjaan dan aksi-aksi yang berkobar-kobar saja. Sudah barang tentu semuanya ini adalah penting, tetapi disamping pekerjaan-pekerjaan yang berkobar-kobar massa mempunyai banyak sekali persoalan-persoalan sehari-hari yang pemecahannya mengharapkan bantuan kaum Komunis. Oleh karena itu benar sekali kesimpulan bahwa untuk memperbaiki pekerjaan massa daripada Partai kita harus berpedoman “berjalan dengan dua kaki”, yaitu mengkombinasikan pekerjaan berkobar-kobar dengan pekerjaan tekun, yang meliputi pekrjaan organisasi, pendidikan, politik dan ideologi.
Perlu ditegaskan bahwa sesuatu aksi baru dapat dikatakan berhasil, jika ia membawa persatuan yang lebih erat dikalangan massa bersamaan itu berhasil mengkonsolidasi pengaruh Partai dan selanjutnya berhasil mempertinggi kualitas cara kerja daripada Partai dan mempertinggi tingkat ideologi daripada aktivis-aktivis Partai.
Mengenai pekerjaan Partai dikalangan kaum tani. Kongres membenarkan kesimpulan bahwa kader-kader Partai umumnya belum mengerti benar tentang hubungan-hubungan agraria dan fungsionaris-fungsionaris Partai masih saja banyak yang menghindari pekerjaan didesa. Dalam hubungan ini perlu ditekankan kembali salah satu kesimpulan Kongres Nasional ke-V, yaitu bahwa “tidak mungkin ada front nasional yang sungguh-sungguh” dan bahwa “tidak mungkin kita berbicara tentang peranan memimpin dari Partai Komunis dalam front ini selama Partai kita belum dapat mengorganisasikan dan memimpin massa kaum tani yang luas.”
Gerakan “turun kebawah” dengan menjalankan “tiga sama” mempunyai arti yang besar. Ia telah membikin lebih terang bagi kita, bahwa sisa-sisa feodalisme masih mendalam didesa-desa kita; bahwa persoalan pokok dalam gerakan tani ialah masalah sandaran dan pimpinan, bahwa dalam keadaan yang bagaimana juga kita harus bersandar pada buruh tani dan tani miskin dan bahwa hanya dengan pimpinan kaum Komunis gerakan kaum tani bisa menjadi sekutu yang akrab dari kelas buruh dalam melawan semua musuh Rakyat pekerja; bahwa berhubung sasaran perjuangan kaum tani terdapat ditiap desa yang masing-masing mempunyai kekhususannya, cara-cara pengorganisasian kaum buruh pabrik yang memusat tidaklah dapat digunakan untuk mengorganisasi kaum tani; bahwa untuk bisa memobilisasi sebanyak-banyaknya kaum tani diperlukan tidak hanya sebuah organisasi tani revolusioner dan organisasi koperasi, tetapi berpuluh-puluh macam bentuk organisasi lainnya sesuai dengan keadaan penghidupan didesa dan dengan tingkat kebudayaan penduduk yang pada umumnya masih rendah; dan bahwa memperbaiki pekerjaan Partai dikalangan kaum tani tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan memperkuat ideologi Partai, sebab hanya dengan kebulatan ideologi bisa terdapat antusiasme yang penuh didalam melaksanakan politik melaksanakan politik agraria Partai. Memang dalam melancarkan gerakan-gerakan nasional yang berat harus senantiasa disesuaikan ideologi pimpinan dengan tujuan daripada gerakan, jika perlu dengan menjalankan perubahan dalam pimpinan; kebulatan ideologi dalam pimpinan akan melahirkan aksi-aksi yang antusias dan sebaliknya aksi-aksi yang demikian akan mengkonsolidasi pimpinan dan gerakan.
Dalam usaha memperbaiki pekerjaan Partai dikalangan kaum tani, Kongres membenarkan kesimpulan-kesimpulan Konferensi Nasional Tani PKI yang dilangsungkan pada pertengahan April 1959. Antara lain yang terpenting adalah sbb :
Pertama, dalam melaksanakan dua tugas pokok Revolusi Indonesia, yaitu menggulingkan imperialisme dan feodalisme, terdapat dua kecenderungan. Yang pertama kecenderungan memisahkan dua tugas ini seolah-olah satu sama lain tidak ada hubungannya, sedangkan yang kedua ialah kecenderungan yang mau membikin identik dua tugas ini sejak permulaan. Dalam hubungan ini adalah tepat sepenuhnya kesimpulan yang menyatakan, bahwa jika dilihat dari sudut strategi Revolusi Indonesia dua tugas tersebut, sangat erat hubungannya dan tak terpisahkan satu sama lain tetapi jika dilihat dari sudut taktikdua tugas tsb, tidak bisa dilakukan sekaligus. Dilihat dari sudut taktik pada waktu dan keadaan tertentu seperti sekarang ini, ujung tombak daripada Revolusi pertama-tama harus ditujukan kepada imperialisme dan tuantanah-tuantanah serta borjuis yang menjadi agen-agen imperialisme. Sudah barang tentu ini tidaklah berarti bahwa PKI sekarang tidak menggabungkan diri pada kaum tani dalam melawan tuan tanah. PKI tetap berdiri di barisan paling depan sekarang dan kemudian hari dalam membela kepentingan kaum tani. Berdasarkan garis umum ini pada tingkat sekarang PKI memang hanya menuntut penyitaan tanah-tanah milik tuantanah-tuantanah imperialis asing dan milik tuan tanah bumi putera yang membantu kaum pemberontak kontra-revolusioner, sedangkan mengenai tuan tanah-tuan tanah bumi putera pada umumnya PKI menuntut penurunan sewa tanah dengan mengajukan semboyan 6 : 4.
Kedua,pembentukan koperasi Rakyat pekerja di desa-desa, terutama dengan mengibarkan tiga bendera koperasi, yaitu koperasi kredit, koperasi produksi dan koperasi jual beli, untuk melawan penindasan dan pemerasan serta untuk memperbaiki penghidupan Rakyat pekerja.
Ketiga, lewat koperasi-kopersai produksi mengusahakan sedapat mungkin supaya produksi pertanian meningkat dengan mengajukan 5 prinsip mengerjakan tanah, yaitu “Luku dalam, tanam rapat, perbanyak rabuk, perbaiki bibit dan pengairan”
Mengenai pekerjaan Partai dikalangan kaum buruh, Kongres membenarkan kesimpulan bahwa PKI harus terus menerus memperkuat kedudukannya dikalangan kaum buruh dan menarik bagian terbesar dari massa kaum buruh ke pihaknya. Pekerjaan berkobar-kobar dari Partai dikalangan kaum buruh sudah makin baik, tetapi pekerjaan tekun, mendalam dan teliti, yang meliputi pekerjaan ideologi, pendidikan dan mempersatuka seluruh kaum buruh, masih harus banyak diperbaiki. Setiap perjuangan untuk tuntutan-tuntutan sosial ekonomi tidak mungkin dapat dipisahkan dari perjuangan politik. Sebaliknya, setiap perjuangan politik harus selalu disertai dengan perjuangan perbaikan nasib. Pekerjaan di basis-basis serikat buruh harus mendapat perhatian yang lebih besar. Serikat buruh-serikat buruh harus memberikan pendidikan tentang Sosialisme kepada massa anggotanya. Demokrasi di basis-basis harus dipertahankan dan diluaskan. Penempelan koran-koran progresif di pabrik-pabrik dan ditempat kerja-tempat kerja lainnya harus menjadi aktivitas sehari-hari dan serikat buruh-serikat buruh. Semuanya ini harus dipadukan dengan tuntutan-tuntutan politik dan ekonomi dari kaum buruh dipabrik dan lapangan kerja lainnya yang bersangkutan. Hanya dengan demikian serikat buruh-serikat buruh berangsur-angsur menjadi sekolahan Komunisme. Terutama pekerjaan dikalangan buruh transpor harus lebih diperbaiki lagi.
Kongres memperkuat kesimpulan, bahwa “bekerja dikalangan kaum buruh dan kaum tani tetap merupakan bentuk kegiatan yang terpenting dan pokok daripada PKI. Berhasil atau tidaknya pekerjaan front nasional sangat tergantung pada berhasil atau tidaknya pekerjaan dikalangan kaum buruh dan tani. Front nasional adalah front persatuan antara Rakyat pekerja, yaitu kelas buruh, kaum tani dan borjuis kecil diluar kaum tani, dengan kaum penghisap, yaitu borjuis nasional. Tanpa adanya front persatuan yang kuat antara Rakyat pekerja, terutama kelas buruh dan kaum tani, tidak mungkin adanya front persatuan nasional yang kuat dan konsekuen anti-imperialisme.”
Mengenai pekerjaan dikalangan massa pemuda, Kongres menyetujui bahwa bekerja dikalangan massa pemuda pada waktu sekarang adalah salah satu pekerjaan massa yang terpenting daripada Partai. Partai harus menjaga supaya penyataan kesediaan Pemuda Rakyat menjadi pembantu Partai harus disertai dengan kesediaan dan kesanggupan seluruh Komite Partai memberi pimpinan dan pendidikan yang lebih baik kepada Pemuda Rakyat. Sifat organisasi massa daripada Pemuda Rakyat harus senantiasa dijaga, tetapi bersamaan dengan itu Pemuda Rakyat adalah organisasi massa pemuda yang mempunyai kesadaran kelas buruh, organisasipemuda yang paling revolusioner, paling militan dan paling patriotik. Disamping itu Partai harus mendorong maju seluruh gerakan pemuda dan menjadikan seluruh gerakan pemuda pengabdi yang setia daripada Rakyat pekerja dan revolusi.
Mengenai pekerjaan Partai dikalangan kaum intelektual, Kongres membenarkan analisa bahwa berhubung proses kelahiran dan pertumbuhannya dalam perjuangan melawan kolonialisme, kaum intelektual Indonesia pada umumnya adalah patriotik dan berjiwa anti-kolonialisme yang kuat. Cita-cita Revolusi Agustus 1945 telah lebih menanamkan jiwa kerakyatan pada mereka.
Tetapi sesudah Revolusi Rakyat 1945 mengalami kegagalan dan kaum borjuis Indonesia sudah terbukti tidak mampu memberikan jalan keluar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh Rakyat dan negara kita, maka dikalangan kaum intelektual tampak gejala-gejala pesimisme. Pada waktu sekarang terdapat dua tipe kaum intelektual di negara kita. Pertama, kaum intelektual yang menunjukkan sifat bimbang dan tidak konsekuen yang merugikan dunia keilmuan. Mereka ini adalah wakil-wakil ideologi dari borjuis Indonesia, yang kedudukannya lemah dilapangan ekonomi dan politik, dan yang oleh karena itu terpaksa menyesuaikan diri dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh kaum imperialis. Malahan juga ideologi kaum kepala batu mempunyai wakil-wakilnya dalam kalangan kaum intelektual Indonesia. Kedua,kaum intelektual yang sudah mulai dilahirkan dan diciptakan oleh Rakyat pekerja Indonesia yang berusaha mengibarkan tinggi tredisi kerakyatan dari kaum intelektual kita.
Tetapi walaupun demikian, pekerjaan Partai dikalangan kaum intelektual masih jauh dari memuaskan. Sebab itu para kader Partai yang bekerja dikalangan kaum intelektual harus bekerja lebih giat dan lebih baik lagi dan harus berusaha supaya menjadi contoh dalam memperkaya dan mengembangkan ilmu serta memperkuat asas kerakyatan pada perkembangan ilmu. Para sarjana pekerja kebudayaan dan para guru anggota Partai, disamping mempertinggi mutu pengertian teori Marxisme-Leninisme, berkewjiban memperluas dan memperdalam keahlian dan pengetahuan mereka masing-masing untuk dapat membantu Partai dalam memberi jawaban yang sebaik-baiknya mengenai soal-soal yang timbul dilapangan ilmu dan kebudayaan atau mempersiapkan diri sebaik-bauknya agar dapat menjawab soal-soal apa saja yang dihadapi oleh negara dan Rakyat.
Mengenai kaum mahasiswa dan pelajar sekolah menengah, disimpulkan bahwa pergeseran ke kiri dari pada keadaan seluruh kehidupan politik di negara kita mempunyai pengaruh yang tidak kecil dikalangan mereka. Berhubung dengan itu adalah sangat penting bahwa anggota-anggota Partai yang menjadi mahasiswa atau pelajar sekolah menengah dengan sungguh-sungguh menjadi mahasiswa atau pelajar yang baik.
Mengenai pekerjaan dikalangan massa wanita, Kongres membenarkan kesimpulan bahwa Partai harus memberikan perhatian khusus terhadap masalah wanita, baik secara umum maupun didalam Partai sendiri. Partai harus mendidik para wanita Komunis menjadi wanita yang inteleknya, kemampuannya dan perasaannya berkembang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Bersamaan dengan mengkonsolidasi dan meluaskan keaggotaan Partai dikalangan wanita, Partai harus meneruskan usaha menggalang organisasiwanita revolusioner yang besar sebagai syarat untuk memperkuat seluruh gerakan wanita dan gerakan massa pekerja Indonesia pada umumnya.
Mengenai pekerjaan dalam lingkungan suku bangsa-suku bangsa yang merupakan salahsatu lapangan yang sangat penting Kongres membenarkan Laporan yang menekankan bahwa dengan duduknya kaum Komunis dalam pemerintahan-pemerintahan daerah, bahkan disejumlah daerah Swatanta II yang Kepala Daerahnya orang Komunis, dam mayoritas mutlak anggota DPRD nya terdiri dari orang-orang Komunis, pekerjaan Partai dikalangan sukubangsa-sukubangsa mengalami kemajuan-kemajuan penting. Adapun cara yang pokok untuk memperbaiki pekerjaan Partai dikalangan sukubangsa-sukubangsa ialah dengan memperbaiki pekerjaan Partai dikalangan kaum tani tiap-tiap sukubangsa, karena kaum tani merupakan golongan terbesar daripada penduduk tiap daerah, disamping Partai harus mempergiat usahanya untuk mengembangkan kebudayaan tiap-tiap suku bangsa.
Selanjutnya mengenai pekerjaan dikalangan minoritas keturunan asing, seperti keturunan Arab, Tiongkok dan Eropa Kongres membenarkan kesimpulan bahwa warganegara-warganegara keturunan asing tidak berbeda dengan warganegara-warganegara lainnya dan bahwa mereka merupakan potensi yang berguna dalam membangun suatu Indonesia Baru yang demokratis. Partai harus lebih intensif membantu kaum minoritas keturunan asing dalam melawan serangan-serangan rasial dan sovinis. Partai harus senantiasa menjelaskan kepada Rakyat bahwa musuh yang sejati dari Rakyat Indonesia adalah imperialisme. Bantuan yang jujur kepada warganegara keturunan asing hanya dapat diberikan oleh Partai kita, karena Partai Komunis memiliki patriotisme dan internasionalisme proletar yang bebas dari segala bentuk sovinisme dan rasialisme.
7. Jadikan Koperasi Juga Senjata Ditangan Rakyat Pekerja
Mengenai koperasi, Kongres membenarkan kesimpulan bahwa, disamping kita akan tetap waspada dan menentang tiap propaganda dari kaum reaksioner yang mengatakan seolah-olah dengan koperasi saja kita dapat mengakhiri kekuasan kaum imperialis, kaum Komunis juga harus dengan sungguh-sungguh memakai jalan koperasi untuk mempersatukan Rakyat pekerja guna mengurangi penghisapan-penghisapan tuan-tanah, lintah darat dan kapitalis atas diri Rakyat pekerja, dan untuk meningkatkan hasil produksi. Kaum tani miskin dan tani sedang yang hanya mungkin mencapai kebebasannya dengan pimpinan proletariat, akan lebih tebal kepercayaannya kepada proletariat, jika proletariat dapat mengorganisasi dan memimpin mereka dalam koperasi-koperasi untuk meringankan beban mereka sekarang juga.
Koperasi tidak hanya dapat dijadikan senjata kaum tani, tetapi juga dapat dijadikan senjata kaum kerajinan tangan, kaum nelayan, kaum buruh, para pegawai, kaum miskin kota, kaum pedagang kecil, dan malahan juga kaum pelajar sekolah menengah dan mahasiswa. Undang-undang koperasi yang sudah ada sekarangdapat dipakai untuk memajukan gerakan koperasi asal dipimpin oleh orang-orang yang jujur.
Adalah penting untuk tetap memegang teguh prinsip bahwa gerakan koperasi harus merupakan gerakan yang berdiri sendiri, mempunyai Anggaran Dasar yang demokratis dan dapat mempersatukan sebanyak mungkin koperator-koperator secara sukarela. Kesukarelaan adalah syarat mutlak daripada koperasi. Selain daripada itu, sifat berdiri sendiri dan sifat non-politik daripada koperasi harus dijaga dengan teguh.
Dengan memperkuat dan memperluas gerakan massa dan demokrasi serta dengan memperkuat, memperluas dan memperbaharui Partai, Kongres yakin bahwa PKI pasti mencapai sukses-sukses yang lebih besar dalam memimpin perjuangan Rakyat Indonesia untuk mencapai tujuan strategisnya, yaitu Indonesia yang merdeka penuh dan demokratis.
Kongres berseru agar kaum Komunis lebih bersatu lagi untuk dengan sekuat tenaga membangkitkan, memobilisasi dan mengorganisasi massa untuk melaksanakan tuntutan-tuntutan mendesak Rakyat dan Partai, yaitu perluasan hak-hak demokrasi dan pembentukan Kabinet Gotongroyong.