Sumber: Bintang Merah Nomor Special Jilid I, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1960
Sebelum Kawan Aidit berpidato, pemimpin sidang Kawan Lukman mengumumkan, bahwa sidang pertama CC PKI yang baru telah memilih dengan suara bulat D.N. Aidit sebagai Ketua CC PKI (Tepuktangan lama, semua berdiri menyerukan : “Hidup Aidit !”)
Kawan Dimo Ditchev dari Bulgaria, Kawan Jerzy Albercht dari Polandia, Kawan Morris Hughes dari Australia, Kawan Urnisio Rojas dari Kuba, Kawan Pal Ilku dari Hongaria, Kawan Kurt Barthels dari Jerman dan Kawan Giuseppe Boffa dari Italia, izinkanlah saya atasnama semua peserta Kongres Nasional Ke-VI PKI, atasnama lebih dari 1,5 juta Komunis Indonesia dan atasnama Rakyat pekerja Indonesia mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kawan-kawan, kepada Partai kawan-kawan dan kepada Rakyat kawan-kawan. (Tepuktangan lama). Kami sungguh terharu mendengar pesan-pesan Kawan-kawan. Sungguh besar solidaritas Partai kawan-kawan dan Partai sekawan lainnya terhadap Partai Komunis dan Rakyat pekerja Indonesia.(Tepuktangan lama).
Pesan-pesan Partai-partai sekawan kepada Kongres kami, kepada Partai Komunisa dan Rakyat Indonesia memberi kekuatan yang besar kepada kami dalam meneruskan perjuangan kami yang berat, yang memakan waktu banyak dan rumit. Solidaritas partai-partai sekawan dan Rakyat-rakyatnya merupakan tambahan kekuatan yang penting bagi kami. (Tepuktangan).
Dengan datangnya delegasi persahabatan dari tujuh Partai sekawan ke Indonesia dengan tujuan untuk menghadiri Kongres Nasional ke-VI PKI, maka gagallah usaha kaum reaksioner untuk mengisolasi Partai Komunis Indinesia dari gerakan Komunis sedunia. (Seruan dalam ruang : “Hidup ! Hidup !” Tepuk tangan lama). Seandainya kawan-kawan tidak jadi memberikan pesan-pesan dengan lisan kepada para peserta Kongres, inipun sudah merupakan kemenangan, karena pada pokoknya rintangan sudah dipatahkan dengan kenyataan kawan-kawan datang untuk Kongres kami, sedangkan kami penuh antusiasme menyambut kedatangan kawan-kawan. (Seruan : “Hidup!” Tepuk tangan lama). Apalagi sekarang, setelah kawan-kawan berada di tengah-tengah kami dan sudah memberikan pesan-pesan yang sangat menjiwai kami, benar-benar sudah merupakan kegagalan total kaum reaksioner untuk memisahkan kaum Komunis Indonesia dari gerakan Komunis sedunia. (Seruan : “Hidup!” Tepuk tangan lama). Internasionalisme proletar terjadi jauh lebih kuat daripada uang dolar yang sudah di hambur-hamburkan untuk mengisolasi PKI dari gerakan Komunis sedunia. (Tepuk tangan). Kekuatan progresif ternyata lebih besar dari pada kekuatan reaksioner. (Tepuk tangan lama).
Hidaup solidariter internasional ! (Seruan : “Hidup! Hidup!” tepuk tangan lama).
Hidup semua Partai sekawan kita! (Seruan : “Hidup!” Tepuk tangan lama).
Selanjutnya, izinkanlah saya mengumumkan ke badan-badan pimpinan Sentral sebagai hasil pilihan Kongres Nasional ke-VI Partai. (Kawan Aidit mengumumkan susunan Komisi Kontrol Sentral, Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II CC, Politbiro dan Sekretariat CC dengan sambutan yang gemuruh. Daftar nama anggota-anggota badan-badan pimpinan ini di muat pada halaman 219 dan 220).
Kawan-kawan, satu peristiwa bersejarah sudah berlalu dengan selamat dan gembira, yaitu Kongres Nasional ke-VI PKI. Adalah sangat mengharukan, bahwa Laporan Umum CC, Perubahan Konstitusi, Perubahab Program, Komite Sentral yabg baru. Komisi Vertivikasi Sentral dan putusan-putusan lainnya telah diterima oleh Kongres dengan suara bulat. (Tepuk tangan). Ini adalah Kongres PKI yang terbesar selama umurnya yang hampir 40 tahun. (Tepuk tangan). Kongres ini merasuk sangat dalam ke lubuk hati kaum Komunis dan Rakyat pekerja Indonesia (Tepuk tangan). Rintangan-rintangan yang dipasang orang untuk menghalang-halangi Kongres ini justru telah lebih merapatkan barisan kaum Komunis dan lebih mempersatukan massa Rakyat pekerja dengan kaum Komunis (Serua : “Hidup!” Tepuk tangan). Dihati massa Rakyat pekerja Indonesia Kongres ini adalah Kongresnya sendiri. (Tepuk tangan), lebih-lebih lagi karena Kongres ini mendapat berbagai rintangan. (Tepuk tangan lama).
Pidato saya ketika menutup Kongres Nasional ke-V lebih dari 5 tahun yang lalu berkepala “Kembangkan periode 1951”. Yaitu periode sesudah Partai bangkit kembali dengan garis politik dan garis organisai yang Leninis. Kita sudah mengembangkan periode ini dan hasilnya ialah, bahwa kita sekarang sudah memiliki Partai yang sudah lebih tersebar di seluruh negeri, yang mempunyai karakter massa yang lebih luas, yang sudah lebih terkonsolidasi di lapangan ideologi politk dan organisai. (Tepuk tangan Lama). Kongres Nasional ke-VI kita adalah bukti yang paling menyolok dari semuanya ini. Tidak ada satu Daerah Besar, yaitu Pulau atau satu angkatan Komunis Indonesia yang tidak diwakili dalam Kongres Nasional ke-VI kita, putra-putra yang terbaik dari banyak suku bangsa hadir dalam Kongres dan terpilih duduk dalam Badan-badan Pimpinan Sentral daripada Partai. (Tepuk tangan lama).
Rintangin-rintangan yang dialami Kongres bukannya mengurangi simpati massa kepada Kongres, sebaliknya, membikin melua-luapnya sambutan massa, baik yang berupa sumbangan-sumbangan materi maupun yang berupa seribu satu bentuk lainnya. (Tepuk tangan).
Kongres ini kita langsungkan dengan semangat patriotisme yang tinggi, semangat membela kebebasan-kebebasan demokratis, semangat membela Republik Proklamasi dan semangat anti-imperialisme yang kuat. (Tepuk tangan).
Juga semangat internasionalisme proletar adalah semangat Kongres Nasional ke-VI Partai kita, yang dinyatakan oleh dokumen-dolumen yang disahkan oleh Kongres, oleh sambutan-sambutan Kongres pada pesan-pesan Partai-Partai sekawan, baik yang disampaikan delegasi-delegasi persahabatan Partai-Partai sekawan, maupun yang dengan perantaraan surat-surat dan telegram. (Tepuk tangan lama).
Kongres Nasional ke-VI PKI dilangsungkan dengan semangat dan kesadaran proletariat yang tinggi. Semangat dan kesadaran ini merupakan jaminan, bahwa Partai kita, dalam keadaan bagaimanapun akan terus mendaki dan akan sampai ke puncak gunung kemenangan Rakyat. (Tepuk tangan lama).
Jika pidato saya sekarang ini berkepala “Kembangkan semangat Kongres Nasional ke-VI”, maka yang saya maksudkan ialah supaya semangat ini makin lama makin dalam menjiwai semua pekerjaan Partai. Tetapi yang terutama saya maksudkan ialah semangat persatuan didalam Partai, semangat pengabdian kepada Rakyat dan bersatu dengan massa. (Tepuk tangan lama). Tidak ada bidadari yang akan dapat melemahkan hati kita, dan tidak ada setan yang dapat menakut-nakuti kita (tawa) jika Partai sudah benar-benar bersatu padu dengan massa. (Tepuk tangan). Partai akan tetap berdiri tegak bagaikan batu karang di tengah lautan walaupun ada gelombang tinggi dan dahsyat. (Tepuk tangan lama).
Dengan semangat Kongres Nasional ke-VI Partai kita harus bersatu padu dengan bagian terbesar daripada kaum buruh, dengan bagian terbesar dari pada kaum tani, dengan bagian terbesar dari pada intelektual pekerja dan dengan bagian terbesar daipada massa Rakyat pekerja lainnya. (Tepuk tangan lama). Semuanya ini adalah mungkin,karena Kongres Nasional ke-VI PKI sudah membuka jalan untuk itu. (Tepuk tangan lama).
Tetaplah setia pada nama yang sudah kita setujui untuk Kongres Nasional ke-VI Partai, yaitu Kongres dari pada penggalang-penggalang front persatuan nasional dan Kongres daripada pembangun-pembangun Partai Komunis Indonesia yang jaya. (Tepuk tangan lama). Inilah kita, kawan-kawan! (Tepuk tangan). Junjunglah tinggi nama ini, dan berikanlah semua yang diminta untuk menjaga kehormatan nama ini. Ini berati kita setia pada patriotisme dan internasionalisme proletar, ini berrati kita setia pada Marxisme-Leninisme yang kreatif, ini berati kita berjuang untuk demokratisi dan Kabinet Gotong-royong. (Tepuk tangan lama).
Kawan-kawan, tahun depan, tahun1960, adalah ulang tahun ke-40 Paartai kita dan ulang tahun ke-15 Republik kita. Marilah kita song-song hari-hari bersejarah ini dengan semnagat berkompetisi dalam “tahun pertama periode Kongres Nasional ke-VI”. (Tepuk tangan lama).
Tepat sekali kata Kawan Nyoto, yaitu bahwa langit pagi sudah memerah tanda hari bahagia bagi Rakyat Indonesia akan tiba. (Tepuk tangan). Benar pula kata Kawan Fachrul dari Kalimantan Timur,yaitu bahwa bagi kaum reaksioner hari sudah hampir magrib. (Tawa, tepuk tangan).
Marilah kita bekerja terus dengan semangat Kongres Nasional ke-VI maju menyongsong fajar harapan Rakyat, dan sepaya magrib segera di susul gelap gulita bagi kaum reaksioner. (Seruan : “Yaah!” Tepuk tangan lama).
Hidup Partai Komunis Indonesia, pengabdi yang tersetia dari Rakyat dan tanah air Indonesia! (Seruan : “Hidup!” Tepuk tangan lama).
Kembangkan semangat Kongres Nasional ke-VI ! (Tepuk tangan lama, semua berdiri dan menyanyikan lagu “Internasional”).