Sumber: Bintang Merah Nomor Spesial, "Maju Terus" Jilid I. Kongres Nasional Ke-VII (Luar Biasa) Partai Komunis Indonesia. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1963.
Kawan-kawan yang tercinta!
Saya sepenuhnya menyetujui Laporan Umum Kawan D.N. Aidit yang berjudul “UNTUK DEMOKRASI, PERSATUAN DAN MOBILISASI”. (Tepuk tangan).
Telah berulang kali Partai selalu mengingatkan kepada anggota-anggota dan kader-kader Partai, bahwa bekerja di kalangan kaum buruh dan kaum tani merupakan bentuk kegiatan yang terpenting dan pokok daripada Partai. Kongres Nasional ke-6 Partai telah menegaskan, bahwa kita harus terus-menerus memperkuat kedudukan Partai di kalangan kaum buruh dan menarik bagian terbesar daripada massa kaum buruh ke pihak Partai. Dengan bangga saya laporkan, bahwa tugas pokok Partai di kalangan kaum buruh ini pada umumnya telah kita laksanakan sebaik-baiknya. (Tepuk tangan). Kewibawaan Partai di kalangan kaum buruh sekarang ini adalah tinggi.
Selama dua setengah tahun, yaitu sejak Kongres Nasional ke-6 Partai hingga sekarang, untuk kepentingan dan kemajuan kaum buruh Indonesia, telah banyak yang dikerjakan oleh Partai dan telah banyak pula hasil-hasilnya. Sebagaimana dinyatakan dalam Laporan Umum Kawan D.N. Aidit kepada Kongres Nasional ke-7 Partai sekarang ini, hasil yang paling besar daripada perjuangan gerakan serikat buruh Indonesia dalam tahun-tahun belakangan ini ialah bertambah besarnya vaksentral revolusioner SOBSI dan gagalnya usaha-usaha reaksioner untuk membubarkan vaksentral-vaksentral yang dicoba melalui OPPI dan Persatuan Tenaga Karyawan atau PTK. (Tepuk tangan).
Pada akhir tahun 1961, sebagai hasil pelaksanaan tahun pertama Plan 3 Tahun Organisasi dan Pendidikan SOBSI, jumlah anggota SOBSI bertambah hampir 300.000 orang. (Tepuk tangan). SOBSI sekarang menghimpun tidak kurang dari 3.100.000 kaum buruh dari berbagai lapangan kerja. (Tepuk tangan). Kualitas politik dan organisasi SOBSI meningkat (tepuk tangan) sebagai hasil gemblengan dan sebagai hasil pendidikan politik yang dilakukan di kalangan kaum buruh dan aktivis-aktivis serikat-serikat buruh. Perlu diterangkan, bahwa jumlah kaum buruh Indonesia ditaksir antara 6-7 juta orang.
Dewasa ini, kaum buruh Indonesia tidak hanya memiliki satu vaksentral revolusioner yang besar. Juga suasana persatuan dan semangat kerja sama antara vaksentral-vaksentral dan serikat-serikat buruh bertambah hari bertambah baik sejalan dengan berkembangnya semangat persatuan nasional yang berporoskan NASAKOM. Telah kita ketahui bersama, selain RKS-SB-SB-SS-SS-Pegawai Negeri di pusat dan di daerah masih terus aktif, meskipun menghadapi kegiatan pecah-belah yang dilakukan melalui apa yang dinamakan PSPN (Persatuan Serikat-Serikat Kerja Pegawai Negeri), pada tanggal 27 Desember 1961 telah berhasil dibentuk Sekretariat Bersama Perjuangan Buruh Pelaksanaan Trikomando Rakyat. (Tepuk tangan). Sekretariat Bersama ini yang sekarang anggota-anggotanya terdiri dari SOBSI, KBKI, SARBUMUSI, GOBSI-INDONESIA, GASBI-INDO (dulu SBII – tawa) dan SOBRI telah berhasil menyusun satu Program Bersama yang terkenal dengan nama Tri-Siaga kaum buruh (tepuk tangan) yaitu: Persatuan, Panggul Senjata dan Produksi (tepuk tangan) untuk pembebasan Irian Barat dan pelancaran produksi serta distribusi pangan. Sekarang sedang diusahakan perluasan keanggotaan dan pembentukan Sekretariat Bersama Vaksentral-Vaksentral itu di daerah-daerah.
Kawan-kawan!
Setelah menyimpulkan bahwa Indonesia masih tetap dalam cengkeraman krisis ekonomi yang mengakibatkan pengangguran, kemiskinan, ketidakadilan ekonomi dan sosial, Laporan Umum Kawan D.N. Aidit kepada Kongres ke-6 Partai menegaskan, bahwa menjadi kewajiban Partai kita dan serikat-serikat buruh untuk dengan gigih mencegah pemecatan, melawan kenaikan harga, berjuang untuk kenaikan upah, kenaikan pangkat yang adil dan perbaikan jaminan sosial kaum buruh dan pegawai. Kewajiban Partai di bidang sosial-ekonomi ini pada pokoknya juga telah kita laksanakan sebaik-baiknya.
Pada umumnya tiap-tiap tahun serikat-serikat buruh berhasil memperjuangkan perbaikan penghasilan berupa kenaikan upah rata-rata 25% dan perbaikan distribusi beras serta barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari lainnya. Tapi jauh ketinggalan dibandingkan dengan kenaikan harga, yang ketinggalannya 125%. Karena itu SOBSI tahun ini menuntut kenaikan 50%. Khusus untuk pegawai negeri telah berhasil diperjuangkan perbaikan PGPN-1961 dan penambahan distribusi beras bagi pegawai negeri menjadi 8 Kg per jiwa bagi dirinya dan bagi setiap anggota keluarganya. Untuk melancarkan jalannya distribusi beras bagi pegawai negeri, di pusat dan di daerah-daerah oleh Pemerintah, oleh bekas Menteri Sudjono, telah dibentuk Dewan-dewan Pertimbangan Distribusi Pegawai Negeri dengan ikut sertanya wakil-wakil serikat-serikat buruh pegawai negeri. Distribusi beras bagi pegawai negeri sekarang ini belum merata sampai kepada pekerja negeri. Juga telah berhasil diperjuangkan pengesahan UU Pokok Kepegawaian oleh DPR-GR, di mana Golongan Komunis turut serta mengambil bagian yang sangat penting.
Dengan gigih dan ulet serta dengan pengorbanan yang tidak sedikit, serikat-serikat buruh di bekas-bekas perusahaan-perusahaan Belanda yang diambil alih dan sekarang telah menjadi perusahaan-perusahaan negara berhasil mempertahankan hak-hak kaum buruh yang sudah biasa berlaku, yang berarti berhasil memukul mundur serangan-serangan langsung kaum kapitalis birokrat terhadap tingkat hidup kaum buruh. (Tepuk tangan). Sebagaimana telah kita ketahui bersama, tanpa musyawarah dengan serikat-serikat buruh yang bersangkutan, kaum kapitalis birokrat mencoba mengurangi atau menghapuskan hak-hak kaum buruh, di antaranya hak-hak untuk mendapatkan catu, tunjangan hari raya dan gratifikasi, hak-hak mana adalah dicapai sebagai hasil perjuangan yang sengit melawan pengisapan kolonial yang dilakukan pada waktu perusahaan-perusahaan itu masih dikuasai oleh kaum modal besar Belanda. Dalam rangka membela hak-hak kaum buruh yang sudah biasa berlaku ini, pada akhir tahun 1961 tidak kurang dari 1.200 kader dan aktivis SOBSI dan Serikat-serikat buruh Anggota SOBSI di Sumatera Utara harus meringkuk berbulan-bulan di rumah-rumah tahanan. Bermacam-macam kegiatan solidaritas telah dilakukan dengan semboyan aksi “satu dicubit, semua merasa sakit”. (Tepuk tangan). Sebagaian terbesar dari kader-kader dan aktivis-aktivis yang ditahan ini telah berhasil dibebaskan. Yang masih harus diperjuangkan adalah supaya sesudah bebas mereka dapat ditempatkan kembali di tempat-tempat kerja mereka semula.
Kaum kapitalis birokrat yang dengan keras menentang pendemokrasian dalam pelaksanaan pembangunan, tidak hanya mengalami kegagalan dalam mencoba menggerowoti hak-hak kaum buruh, juga mengambil langkah-langkah mundur dalam mencegah pembentukan Dewan-dewan Perusahaan berdasarkan UU-45/Prp/1960. Dewan-dewan Perusahaan ini sekarang mulai dibentuk di beberapa perusahaan negara dengan wakil-wakil serikat-serikat buruh ikut serta di dalamnya.
Pemecatan-pemecatan atau massa onslag pada umumnya juga berhasil dilawan. Pemecatan-pemecatan ini terutama dilakukan di maskapai-maskapai minyak asing, di lingkungan pelabuhan dan pelayaran sesudah ambil alih perusahaan-perusahaan Belanda dan di perusahaan-perusahaan swasta nasional yang diancam oleh bahaya kebangkrutan. Atas desakan-desakan yang terus-menerus dari serikat-serikat buruh. Menteri Perburuhan telah mengeluarkan anjuran melarang pemecatan-pemecatan sebelum ada penyelesaian dengan pihak yang bersangkutan dengan Pemerintah, tetapi dalam kenyataannya pemecatan-pemecatan masih berjalan terus.
Dengan melawan secara berani dan pandai terhadap macam-macam kekangan atas hak-hak demokrasi yang dialami selama berlakunya keadaan bahaya sekarang ini, kaum buruh Indonesia tidak hanya tampil ke depan melancarkan “1001 macam aksi” dengan “1001 macam akal” membela hak-hak dan kepentingan-kepentingannya, juga telah memelopori aksi-aksi berbagai golongan rakyat menuntut penurunan harga sandang pangan yang terus melonjak tinggi.
Tuntutan umum rakyat tentang penurunan harga barang-barang sandang pangan belum terlaksana, malahan penghidupan rakyat dewasa ini bertambah sulit dan berat. Adalah tepat sekali apa yang ditandaskan dalam Laporan Umum Kawan D.N. Aidit kepada Kongres Partai sekarang ini, bahwa dengan makin memuncaknya harga kebutuhan sehari-hari dan bertambahnya jumlah pengangguran berhubung dengan penutupan perusahaan-perusahaan, dapat diramalkan bahwa di waktu-waktu yang akan datang, kaum reaksioner akan terus berusaha untuk menimpakan beban krisis dan inflasi sekarang sepenuhnya di atas pundak rakyat pekerja, termasuk kaum buruh. Dalam keadaan demikian, bagi kaum buruh, tidak ada jalan lain kecuali harus menjadi kampiun dalam dua macam perjuangan. Pertama, dalam perjuangan untuk melawan pembebanan secara berat-sebelah daripada akibat inflasi dan krisis ekonomi, kedua, dalam perjuangan untuk pengubahan demokratis di lapangan sistem politik dan di lapangan kebebasan politik bagi rakyat. (Tepuk tangan).
Juga tepat sekali apa yang dijelaskan dalam Laporan Umum Kawan D.N. Aidit, bahwa karena kaum Komunis tidak mungkin membiarkan penderitaan rakyat terus memuncak sebagai akibat ketidakmampuan menteri-menteri yang bersangkutan dan menurut istilah Presiden, sebagai akibat daripada pencolengan-pencolengan, dan bahwa karena Pemerintah Indonesia terutama Presiden Sukarno sebagai kepalanya adalah melawan imperialisme, maka kepada kaum Komunis diminta untuk secara sukarela mengambil sebagaian tanggung jawab dalam usaha mengatasi kesulitan-kesulitan penghidupan rakyat.
Penegasan dan penjelasan Laporan Umum ini lebih menjernihkan lagi pengertian anggota-anggota dan kader-kader Partai mengapa Partai mengorganisasi “Gerakan 1001” untuk mempertinggi produksi bahan makanan. (Tepuk tangan). Disemangati oleh “Gerakan 1001” ini, SOBSI dan serikat-serikat buruh anggotanya sekarang sedang hangat melaksanakan 3 gerakan untuk mempertinggi produksi dan melancarkan distribusi pangan. Ketiga gerakan ini adalah: 1) mengintensifkan berbagai kegiatan konkret serikat buruh di bidang produksi dan distribusi, 2) membantu kaum tani dalam mempertinggi produksi pangan, dan 3) melakukan praktek produksi sendiri secara perseorangan atau secara kolektif. Bersamaan dengan pengembangan 3 gerakan di bidang produksi dan distribusi pangan, SOBSI dan semua serikat buruh anggotanya menuntut penyelesaian pembentukan Dewan-dewan Perusahaan dan memperkuat tuntutan pembentukan Dewan-dewan Produksi Pertanian dan Dewan-dewan Pengawas Distribusi dengan ikut sertanya wakil-wakil organisasi-organisasi kaum buruh, kaum tani, dan organisasi-organisasi rakyat lainnya. Juga menuntut supaya kaum kapitalis birokrat atau kaum pencoleng “minggir” atau “dipinggirkan” dari perusahaan-perusahaan negara dan alat-alat kekuasaan ekonomi negara sebagaiman dinyatakan dalam RESOPIM.
Kawan-kawan!
Dalam memperjuangkan sandang pangan dan demokrasi, kaum buruh Indonesia selama dua setengah tahun ini telah mendemonstrasikan keberanian, keuletan, kegigihan, dan kemahirannya dalam melaksanakan “1001 macam aksi” (tepuk tangan) dengan “1001 macam akal”. Pada umumnya aksi-aksi ini bersifat massal, mempunyai aneka ragam bentuk, tidak salah sasaran dan berhasil baik. (Tepuk tangan). Kader-kader Komunis atau bukan Komunis yang bekerja di kalangan kaum buruh sudah jenderal-jenderal baik. (Tepuk tangan). Semuanya ini membuktikan makin meningkatnya lebih lanjut kesadaran politik massa kaum buruh Indonesia.
Tingginya kesadaran politik kaum buruh tidak hanya pernah dibuktikan pada wakti memelopori ambil alih perusahaan-perusahaan Belanda dengan segala resikonya. Pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda oleh kaum buruh dinilai oleh Kongres ke-6 Partai sebagai tindakan patriotik yang gagah berani, yaitu mengambil alih perusahaan-perusahaan imperialis bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi untuk diserahkan kepada Republik Indonesia yang pemerintahnya belum Pemerintah kelas buruh. Pada waktu akhir-akhir ini meningkatnya kesadaran politik massa telah ditunjukkan oleh kaum buruh dalam aksi-aksi membela kawan-kawan sekerjanya yang dipecat, dalam menuntut pembebasan kaum buruh dan pemimpin-pemimpin serikat-serikat buruh yang ditahan, dalam mengorganisasi sumbangan-sumbangan bagi mereka yang sedang ditahan dan dalam melawan segala macam tipuan dan paksaan yang ditunjukkan untuk membubarkan organisasi-organisasi buruh yang sudah ada. Juga telah ditunjukkan dalam melaksanakan aksi-aksi solidaritas internasional sebagaimana ternyata dari aksi-aksi ambil alih perkebunan-perkebunan Belgia di Sumatera Utara pada bulan Maret 1961 dan perusahaan rokok “FAROKA” di Malang pada bulan Juli 1961. Aksi-aksi solidaritas internasional ini dilakukan sebagai tanda setia kawan terhadap perjuangan kemerdekaan nasional Rakyat Kongo dan sebagai protes terhadap pembunuhan Perdana Menteri Patrice Lumumba oleh begundal imperialis Belgia dan Amerika Serikat. Dan sekarang dalam melaksanakan Trikomando Rakyat untuk membebaskan Irian Barat, ribuan kaum buruh telah mendaftarkan diri sebagai sukarelawan dan mendesak supaya segera mendapat latihan-latihan kemiliteran di tempat kerjanya masing-masing dan telah menyatakan tekadnya untuk mempertinggi produksi dan melancarkan distribusi pangan serta menuntut, supaya sisa-sisa modal Belanda di perusahaan-perusahaan campuran dan perusahaan-perusahaan Belanda yang telah dinasionalisasi disita dengan segera.
Kawan-kawan!
Bertambah besarnya organisasi dan martabat SOBSI, gagalnya usaha-usaha pembubaran vaksentral-vaksentral, tercapainya banyak tuntutan-tuntutan sosial-ekonomi dan meningkatnya lebih lanjut kesadaran politik massa kaum buruh, semuanya ini adalah hasil-hasil pekerjaan berkobar-kobar dan pekerjaan tekun di kalangan kaum buruh. Hasil-hasil pekerjaan yang besar ini membuktikan bertambah baiknya pekerjaan massa daripada kaum Komunis yang memimpin serikat-serikat buruh, terutama dalam menentukan tuntutan-tuntutan sosial-ekonomi yang objektif dalam menetapkan garis-garis aksi yang tepat, dalam melaksanakan gerakan turun ke bawah (tepuk tangan) dan dalam memperbaiki kegiatan-kegiatan penerangan dan pendidikan di kalangan massa. Sudah barang tentu kita tidak boleh melupakan jerih lelah dari semua tenaga non-Komunis yang setia kepada kepentingan kaum buruh. Kerja sama dan solidaritas di antara semua kader serikat buruh, baik yang Komunis maupun yang non-Komunis yang sekarang berkembang baik, harus kita pelihara sebaik-baiknya dengan terus berusaha mengikis habis gejala-gejala sektaris yang masih ada di sana-sini.
Dengan bertambah baiknya pekerjaan massa dari Partai di kalangan kaum buruh, hal ini tidaklah berarti bahwa sama sekali tidak ada kekurangan-kekurangan dan kesulitan-kesulitan yang harus diatasi segiat-giatnya dan sebaik-baiknya.
Pedoman kerja kita adalah masih tetap melaksanakan tugas-tugas politik, organisasi, dan ideologi sebagaimana ditetapkan dalam Laporan Umum Kongres Nasional ke-6 Partai. Yang masih harus kita perbaiki adalah lebih mengintensifkan dan menyempurnakan pekerjaan di basis-basis serikat buruh, memelihara dan mengembangkan demokrasi dalam serikat buruh, meluaskan aktivitas pers dan propaganda di tempat-tempat kerja, memperbaiki pekerjaan di kalangan pegawai-pegawai menengah dan tinggi serta golongan-golongan intelektual yang banyak sangkut-pautnya dengan kaum buruh (misalnya Dr.-Dr. Perusahaan, atau Mr.-Mr. seperti Mr. Abdulmadjid, dan lain-lain), menghimpun lebih banyak jutaan kaum buruh harian, termasuk kaum buruh blandong di kehutanan, tukang-tukang becak dan kaum buruh nelayan dan mengorganisasi lebih baik kaum buruh transpor sesuai dengan tuntutan situasi yang kita hadapi dewasa ini.
Dalam memperbaiki pekerjaan massa di kalangan kaum buruh, perhatian dan bantuan sebesar-sebesarnya hendaknya kita curahkan untuk mendidik meningkatkan kesadaran politik dan organisasi aktivis-aktivis buruh wanita yang makin banyak jumlahnya sejak meningkatnya aksi-aksi massa menuntut penurunan harga barang-barang sandang pangan. (Tepuk tangan). Perhatian dan bantuan sebesar-besarnya juga harus kita berikan untuk meningkatkan pengertian politik dan pengetahuan vak daripada wakil-wakil serikat-serikat buruh yang menjadi pembela-pembela buruh di muka sidang-sidang pengadilan (tepuk tangan) dan wakil-wakil serikat-serikat buruh yang duduk dalam Dewan-dewan Perusahaan untuk lebih mampu turut serta memecahkan perencanaan, pengurusan, dan pengawasan di bidang produksi, distribusi dan transpor di sektor ekonomi negara. Laporan Umum Kawan D.N. Aidit kepada Kongres Nasional ke-7 kita sekarang ini menegaskan, bahwa sesuai dengan tradisinya, kaum buruh Indonesia harus mengibarkan tinggi-tinggi bendera patriotisme, harus tetap menjadi pejuang yang gigih dalam membebaskan Irian Barat dan mengatasi krisis sandang pangan, khususnya dalam meningkatkan produksi di perusahaan-perusahaan negara serta mencegah kebangkrutan perusahaan-perusahaan swasta-nasional.
Kawan-kawan!
Situasi umum di kalangan kaum buruh Indonesia dewasa ini secara pokok merupakan situasi bergolak, yang ditandai oleh pertama, meluasnya aksi-aksi massa untuk sandang pangan dan demokrasi, kedua, meningkatnya perlawanan-perlawanan kaum buruh terhadap segala macam kegiatan reaksioner anti-demokrasi, anti-buruh, dan anti-persatuan, dan ketiga, makin santernya kaum buruh bersama-sama rakyat menuntut pelaksanaan MANIPOL secara konsekuen, penyelenggaraan Pola Pembangunan Nasional secara demokratis dan pelaksanaan pembentukan Kabinet Gotong-Royong sesuai dengan Konsepsi Presiden Sukarno. (Tepuk tangan).
Singkatnya, kawan-kawan, dalam urusan nasi, demokrasi dan revolusi, kaum buruh bersikap pantang menyerah dan terus berjuang sampai menang. (Tepuk tangan). Karena itu Laporan Umum Kawan D.N. Aidit yang sekali lagi mengetengahkan masalah “demokrasi dan Kabinet Gotong-Royong” pasti disambut dengan segala kegembiraan dan kegairahan di kalangan kaum buruh di berbagai lapangan kerja. (Tepuk tangan).
Program Partai kita telah menentukan, bahwa pekerjaan Partai yang terpenting untuk mengubah imbangan kekuatan antara kaum imperialis, kelas tuan tanah dan kaum reaksioner di satu pihak, dan kekuatan rakyat di pihak lain, adalah tetap membangkitkan, memobilisasi dan mengorganisasi massa. Ini berarti, di bawah kibaran Tripanji Partai dan Tripanji Bangsa, kita bertugas terus memperbaiki pekerjaan massa daripada Partai. Dengan berpegang kepada Laporan Umum Kawan D.N. Aidit kepada Kongres Nasional Partai kita sekarang ini yang menunjukkan, bahwa di masa-masa yang akan datang kita harus memberikan lebih kuat tekanan pada pekerjaan tekun di kalangan massa, sambil terus melaksanakan pedoman “berjalan dengan dua kaki”, kita yakin bahwa pekerjaan Partai di kalangan kaum buruh akan bertambah lebih baik lagi.
Apakah pekerjaan pokok selanjutnya bagi kita, kaum Komunis yang bekerja di kalangan kaum buruh?
Pertama: melalui diskusi-diskusi aksi dan diskusi-diskusi teori serta berpedoman kepada semboyan bekerja dan belajar daripada Partai yaitu “tahu Marxisme-Leninisme dan kenal keadaan untuk meningkatkan hasil pekerjaan”, lebih menjernihkan dan membulatkan pengertian dan pengetahuan kader-kader dan aktivis-aktivis serikat-serikat buruh tentang garis “mempunyai 1001 macam akal untuk melaksanakan 1001 macam aksi”, berdasarkan sikap Partai yang tidak membiarkan penderitaan rakyat dan membantu Pemerintah Indonesia, terutama Presiden Sukarno sebagai kepalanya, yang melawan imperialisme. (Tepuk tangan).
Kedua: mengambil bagian yang paling aktif dalam melaksanakan dan menyukseskan Plan 3 Tahun Organisasi dan Pendidikan SOBSI yang merencanakan supaya sampai tahun 1963 yang akan datang jumlah keanggotaan SOBSI dapat dilipatgandakan dua kali dan 150.000 aktivis di organisasi-organisasi basis serikat buruh bisa mendapat pendidikan politik. (Temanya Tahu Aksi dan Tahu Revolusi).
Ketiga: mengembangkan semangat kerja sama dan solidaritas di antara kader-kader serikat buruh, Komunis dan non-Komunis, dan memperbaiki kerja sama serikat-serikat buruh dan para pejabat, ahli-ahli dan kaum intelektual lainnya yang banyak sangkut-pautnya dengan kaum buruh berdasarkan MANIPOL dan pedoman-pedoman pelaksanaannya dalam rangka mendemokrasikan pelaksanaan Pola Pembangunan 8 Tahun dan memperkuat front persatuan nasional untuk membebaskan Irian Barat dan mengatasi krisis sandang pangan, dan
Keempat: mengembangkan aktivitas pers, propaganda dan kebudayaan berdasarkan garis kampanye massal, mudah dan murah dengan lebih baik menggunakan bahasa massa, kombinasi bahasa nasional dan daerah, bentuk-bentuk ekspresi perasaan dan pikiran massa lainnya seperti parikan-parikan, pantun-pantun, lagu-lagu rakyat dan lain-lainnya dan membantu memperjuangkan keluarnya izin terbit Majalah Sentral SOBSI “BENDERA BURUH”.
Kawan-kawan!
Semua pekerjaan pokok di kalangan kaum buruh yang saya ajukan ini pasti dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, jika dilaksanakan dengan cepat dan tepat petunjuk Kawan D.N. Aidit, supaya kita berpegang teguh pada politik dan cara mengurus kader seperti yang diputuskan oleh Sidang Pleno ke-2 CC bulan Desember 1960, lebih berani mengadakan promosi kader dan terus berusaha memperbanyak jumlah kader-kader serikat buruh yang revolusioner, cakap dan gemblengan.
Demikianlah kawan-kawan, Laporan Tambahan yang dapat saya sajikan kepada Kongres Nasional ke-7 Partai sekarang ini yang saya beri judul “TERUS PERBAIKI PEKERJAAN PARTAI DI KALANGAN KAUM BURUH”.
Kita tahu, bahwa kaum imperialis Amerika Serikat yang sekarang makin kebongkar kedoknya membantu kaum imperialis Belanda di Irian Barat dan kaum reaksioner dalam negeri pasti akan pasang kuda-kuda (tawa) untuk menghalang-halangi semua kegiatan Partai di kalangan kaum buruh dan rakyat. Tetapi kita juga mengerti dengan pasti, bahwa jutaan massa buruh dan rakyat bukan di pihak kaum imperialis dan kaum reaksioner, tetapi jutaan rakyat ada di pihak Partai dan di pihak demokrasi. (Tepuk tangan). Tepat sekali apa yang ditandaskan oleh Kawan D.N. Aidit bahwa rakyat yang ulet pasti menang, tetapi kaum reaksioner, walaupun bagaimana uletnya pasti kalah!
Kita maju terus untuk kemenangan Marxisme-Leninisme, untuk Tripanji Partai dan Tripanji Bangsa, untuk Demokrasi dan Kabinet Gotong-Royong, untuk pelaksanaan MANIPOL sepenuhnya!
Kita yakin dengan teguh, bahwa imperialisme dan kolonialisme pasti musnah, kemerdekaan nasional dan Sosialisme pasti jaya! (Tepuk tangan).
Hidup kelas buruh Indonesia! (“Hidup!” Tepuk tangan).
Hidup Partai Komunis Indonesia! (“Hidup!” Tepuk tangan).
Hidup rakyat dan Republik Indonesia! (“Hidup!” Tepuk tangan).
Hidup persatuan Komunis sedunia! (“Hidup!” Tepuk tangan lama).