Sumber: Bintang Merah Nomor Spesial, "Maju Terus" Jilid I. Kongres Nasional Ke-VII (Luar Biasa) Partai Komunis Indonesia. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1963.
Kawan-kawan yang tercinta!
Saya menyetujui sepenuhnya Laporan Umum Kawan D.N. Aidit, laporan Kawan M.H. Lukman tentang penyesuaian Konstitusi dan laporan Kawan Njoto tentang penyesuaian Program Partai dengan Penpres No. 7/1959 dan Penpres No. 13/1960.
Laporan Umum Kawan Ketua akan lebih menerangi jalan yang harus kita tempuh di hari-hari yang akan datang dalam mengibarkan tinggi-tinggi Tripanji Partai dan Tripanji Bangsa.
Sekarang saya akan menguraikan sedikit tentang pekerjaan Komisi Kontrol selama periode antara Kongres Nasional ke-6 dan ke-7 (Luar Biasa) ini.
Kami merasakan betapa tepatnya keputusan Kongres Nasional ke-6 Partai yang menetapkan bahwa Komisi Kontrol tidak hanya dibentuk di pusat, tetapi juga di organisasi-organisasi Daerah Besar sampai ke Seksi dan meluaskan tugasnya sehingga benar-benar menjadi satu badan kontrol Partai yang aktif juga dalam pekerjaan pembangunan Partai dan pengonsolidasian hasil-hasilnya.
Konstitusi PKI pasal 61 menerangkan bahwa kewajiban Komisi Kontrol ialah: “secara teratur memeriksa dan mengurus perkara-perkara pelanggaran anggota-anggota terhadap Konstitusi Partai, disiplin Partai dan moral Komunis; menjatuhkan atau mencabut tindakan disiplin atas anggota Partai; dan mengurus pengaduan dan permintaan banding anggota Partai”. Dalam pasal 62 alinea 2 dan 3 Konstitusi Partai menyatakan sebagai berikut: “Komisi Kontrol yang lebih tinggi berhak memeriksa pekerjaan Komisi Kontrol bawahan dan mengesahkan atau mengubah putusan-putusannya. Komisi Kontrol bawahan harus melaporkan pekerjaan kepada Komisi Kontrol yang lebih tinggi dan memberikan laporan yang teliti dan tepat tentang pelanggaran-pelanggaran anggota terhadap disiplin Partai”.
Ketentuan-ketentuan di atas lebih diperjelas dan lebih diperinci lagi oleh Petunjuk-Petunjuk Comite Central Partai. Di dalam Petunjuk-Petunjuk dinyatakan bahwa tugas Komisi Kontrol Central ialah bekerja di bawah pimpinan CC dan bertanggung jawab kepada CC mengenai hal-hal sebagai berikut:
Kawan-kawan yang tercinta!
Demikianlah tugas KK secara terperinci. Adapun secara pokok tugas KK adalah mengurus pelanggaran-pelanggaran anggota terhadap pelaksanaan Konstitusi. Kewajiban anggota Partai mengenai pelaksanaan Konstitusi sudah disimpulkan dengan ringkas dalam sumpah yang harus dinyatakan dengan penuh khidmat di hadapan Comite dan anggota Resort dan di bawah bendera Partai sebagai syarat mutlak sebelum ia diterima menjadi calon anggota atau anggota Partai. Jadi tugas KK yang pokok adalah turut serta menegakkan disiplin Partai dengan cara segera mengurusi setiap pelanggaran anggota terhadap sumpahnya itu.
Berkat terperincinya secara jelas tugas-tugas KK, kami di Central telah berusaha untuk dapat melaksanakan kewajiban kami dengan sebaik-baiknya. Pun CDB-CDB yang menyampaikan laporan periodiknya kepada CC menunjukkan bahwa KK di daeahnya sudah berjalan sekalipun belum merata meliputi semua CS.
Untuk dapat mengetahui lebih mendalam pekerjaan KK sehari-hari pada pertengahan tahun 1961 kami dari KKC telah turun ke bawah ke enam CDB dan langsung berdiskusi dengan KKDB dan KKS-KKS. Kami melihat bahwa yang menyebabkan kurang hidupnya KKDB dan KKS di daerah yang kami kunjungi itu adalah terutama disebabkan oleh dua hal, pertama: karena menilai norma-norma keanggotaan KK secara berlebih-lebihan sehingga tidak sedikit KKDB dan KKS yang keanggotaannya sebagian terbesar terdiri dari anggota-anggota DH. Dengan begitu KK tidak dirasakan sebagai pembantu Comite, sebab soal-soal yang seharusnya dapat diselesaikan oleh KK langsung diselesaikan oleh DH. Kedua, karena belum mengerti batas-batas tugas antara Comite – DH atau Sekretariat – dengan KK, antara Bagian Organisasi dengan KK dan antara KV dengan KK.
Kekurangan pengertian ini terjadi karena isi Konstitusi Partai dan Petunjuk-Petunjuk belum didiskusikan secara sungguh-sungguh dan karena Comite kurang memberikan pimpinan dan dorongan kepada KK-nya.
Kami belajar banyak dari pengalaman turun ke bawah itu dan sesudah pengalaman di enam CDB itu kami simpulkan dan kami sampaikan ke bawah, seluruh Comite pun belajar banyak daripadanya sebab kesimpulan tersebut sekaligus sudah merupakan petunjuk yang baru tentang hal-hal yang sebelumnya belum jelas: tentang jumlah dan komposisi KKS, cara kerjanya sehari-hari, prosedur dan cara menyelesaikan pelanggaran, tentang batas-batas tingkat kader yang harus diurusi oleh KKS, bahan-bahan diskusi KKS guna mempertinggi kemampuannya dan batas-batas tugas antara Comite dengan KK, antara bagian Organisasi dengan KK dan antara KV dengan KK, sekaligus juga ditetapkan di situ batas waktu di mana semua KKS yang komposisi dan jumlahnya belum sesuai dengan pedoman yang baru supaya disesuaikan dan diperbarui.
Kawan-kawan!
Kini, di mana kesimpulan enam CDB sudah dilaksanakan dengan baik, KKS-KKS mengalami kemajuan-kemajuan. Kemajuan-kemajuan ini dapat dibuktikan dari perubahan cara kerja dan dari cara-cara menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran. Hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Cara menyelesaikan pelanggaran sudah disemangati oleh petunjuk Sidang Pleno CC ke-2 tentang masalah kader, terutama bagian yang mengatakan:
Kader yang membikin kesalahan-kesalahan serius tidak boleh terus dikecam dan diberi cap misalnya cap “reaksioner”, “oportunis”, “ke kiri-kirian”, dan sebagainya. Mereka yang sudah berbuat keliru harus diyakinkan dan dibantu memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Kesabaran revolusioner diperlukan dalam memelihara kader. Hanya terhadap mereka yang membuat kesalahan serius dan tidak mau menerima bimbingan barulah dilakukan kecaman, tetapi tetap dengan maksud untuk “mengobatinya”, bukan untuk “menyakitinya”.
Dengan begitu KK di dalam pekerjaannya dijiwai dengan semangat kesabaran revolusioner, rasa cinta dan kasih sayang terhadap kader yang mempunyai kelemahan atau melakukan sesuatu kesalahan pelanggaran dan dituntun oleh prinsip-prinsip persatuan, kritik, persatuan sesuai sepenuhnya dengan ajaran Lenin: Keras terhadap musuh, sabar terhadap kawan. (Tepuk tangan).
b. KKS-KKS sudah lebih mampu meneliti sesuatu pelanggaran, mana yang baru bersifat permulaan dan mana yang sudah merupakan satu kelemahan yang agak kronis. Dalam menjatuhkan tindakan disiplin sudah menggunakan kriterium kader, yaitu tidak membatasi pada masa pendek atau satu kejadian saja dalam penghidupan kader, akan tetapi juga memandang riwayat hidup serta perjuangannya dalam keseluruhan.
c. Setiap tindakan disiplin pada umumnya sudah disertai dengan batas waktu. Sesudah batas waktu habis, diperiksa apakah tindakan disiplin perlu diperpanjang atau diakhiri? Jika kawan yang bersangkutan sudah mentaati keputusan maka tindakan disiplin dicabut dan ia direhabilitasi atau diberi tugas baru. Hal ini menimbulkan kegembiraan dan kegairahan bekerja yang baru.
d. Kalau pada mulanya KK ini boleh dikatakan hanya mengurusi pelanggaran di bidang kehidupan kerumahtanggaan saja dan khususnya mengenai kehidupan suami-istri atau laki-laki dan wanita pada umumnya, maka sekarang ini ia sudah juga mengurusi persoalan-persoalan di lapangan organisasi dan politik. Kekurangan ini untuk sebagian disebabkan karena terlalu sempit mengartikan moral. Mengurusi persoalan-persoalan di lapangan organisasi dan politik adalah sesuai dengan tugas KK yang sebenarnya sebagaimana sudah saya terangkan dalam bagian pertama pidato ini. Dan KK baru dapat bekerja baik kalau ada pimpinan dan dorongan terus-menerus dari DH, terutama Sekretarisnya.
e. Komposisi KKS sudah mulai disempurnakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk pusat.
Kawan-kawan!
Kemajuan-kemajuan KKS di atas sangat menggembirakan. Tinggal pelaksanaannya di sebagian kecil Daerah Besar.
Di samping kemajuan-kemajuan seperti tersebut di atas masih ada beberapa kekurangan, yaitu antara lain pelanggaran-pelanggaran oleh kader-kader di tingkat CSS ke bawah yang belum cukup cepat diselesaikan. Padahal ketentuan kita ialah, setiap pelanggaran supaya cepat-cepat diselesaikan. Sebab setiap pelanggaran disiplin oleh seorang anggota Partai, sedikit atau banyak, mau tidak mau, pasti mempunyai pengaruh yang merintangi jalannya pekerjaan Partai. Tidak cepat-cepat menyelesaikan apalagi membiarkan suatu pelanggaran berlarut-larut yang tidak boleh tidak tentu mengganggu jalannya pekerjaan Partai atau tidak menambah kebaikan nama Partai di mata massa rakyat, berarti mengurangi kekuatan Partai kita di dalam perjuangan mencapai tujuannya.
Dalam hubungan pelaksanaan Plan 3 Tahun Partai, Kongres Nasional ke-6 mengenai hal ini mengatakan sebagai berikut:
Di tengah-tengah kesibukan seluruh Partai melaksanakan Plan 3 Tahun Pertama dan menyesuaikan organisasi Partai dengan situasi revolusioner yang berkembang cepat, ada beberapa kawan kita yang tidak mau tahu dengan semuanya itu. Kawan-kawan itu bukannya sibuk dengan mengonsolidasi Partai dan kemenangan-kemenangan rakyat, tetapi mereka sibuk dengan “mengonsolidasi diri”, yaitu “memperkaya diri”, menjadi “pahlawan keluarga” atau tenggelam dalam kemesuman moral borjuis.
Dari kutipan di atas saja sudah dapat kita lihat betapa besarnya hambatan oleh sesuatu penyelewengan, apalagi kalau penyelewengan itu tidak cepat-cepat dan tidak tepat diselesaikan.
Saya kira, jika Comite Partai memberi perhatian yang lebih besar kepada KK-nya, lebih memberi pimpinan, dorongan, dan kontrol secara terus-menerus, maka KKS-KKS akan lebih besar bantuannya dalam mengurusi pelanggaran-pelanggaran. Jika Partai kita sudah lebih terbaja, anggota-anggotanya sudah lebih terdidik, pelanggaran-pelanggaran akan menjadi makin berkurang. Namun begitu, pelanggaran-pelanggaran pun akan tetap ada, Kongres Nasional ke-6 dalam penjelasan sumber sosial subjektivisme antara lain mengatakan:
… sumber sosial daripada subyektivisme ialah karena negeri kita sekarang adalah negeri borjuis kecil. Partai kita seperti sebuah perahu yang sedang berlayar di lautan borjuis kecil, Partai tidak hanya dilingkungi oleh kelas borjuis kecil, tetapi juga sebagian besar anggota Partai berasal dari kelas ini. Jadi, bahwa kemurnian ideologi Partai dapat dicairkan oleh ideologi kelas yang tidak sah di dalam Partai bukanlah sesuatu kemustahilan. Dalam kita terus-menerus melawan ideologi borjuis kecil di dalam Partai, kita tidak boleh melupakan bahwa ideologi borjuis adalah juga ancaman yang terus-menerus terhadap kemurnian ideologi dan politik Partai.
Kalau kita melihat tubuh Partai kita sebagaimana digambarkan di atas, makin terasa perlunya semua KKS segera diaktifkan. Tetapi kalau kami menganjurkan terus-menerus supaya KKS-KKS diaktifkan dan ditempatkan di dalam fungsinya tidaklah berarti bahwa kami dari KK ingin menyelesaikan banyak pelanggaran. Keinginan kita semua tentunya agar KK berangsur-angsur berkurang pekerjaannya.
Alangkah baiknya jika makin sedikit yang perlu dikerjakan KK, jika makin sedikit pelanggaran-pelanggaran, jika setiap anggota melaksanakan dengan sungguh-sungguh, mentaati dan memenuhi kewajiban yang diucapkan di dalam sumpahnya kepada Partai. Kalau pendidikan Partai sudah makin meluas meliputi anggota-anggotanya dan pendidikan itu bersendi kepada pendidikan ideologi, kalau anggota-anggota Partai selalu sibuk dalam kegiatan revolusioner sehari-hari, pelanggaran pasti berkurang.
Tetapi tidak hanya itu, kita juga harus secara intensif membajakan dan mendidik diri sendiri, mempertinggi kualitas dan sifat-sifat Komunis pada diri kita dengan mengalahkan gangguan-gangguan dari sisa-sisa ideologi serta kebiasaan-kebiasaan non-Komunis. Dalam usaha kita membajakan dan mendidik diri, kita banyak sekali terbantu oleh mempelajari buku Kawan Liu Sau-ci, yang berjudul: “Bagaimana Menjadi Komunis Yang Baik”.
Dengan usaha terus-menerus membajakan dan mendidik diri, kita akan mampu melaksanakan isi sumpah kita kepada Partai dalam situasi yang bagaimana pun sulitnya. Dengan demikian sesuailah perkataan dengan perbuatan kita. Tidak seperti kaum borjuis yang omongannya selalu lain sekali dengan perbuatannya. “Engkau tidak boleh berbohong”, kata mereka. Tetapi kalau kaum Komunis dengan berani dan terus-terang menyatakan kebenaran, menelanjangi kebobrokan masyarakat dengan orang-orangnya yang korup, yang khianat, ia digiring ke penjara; kaum Komunis dibenci karena suka terus-terang, tetapi keterusterangan itu yang membikin ia menang. Sebab kebenaran selamanya lebih kuat daripada kebohongan. (Tepuk tangan). “Engkau tidak boleh mencuri”, kata mereka. Tetapi mereka sendiri setiap hari mencuri hasil tenaga kerja kaum buruh. (Tepuk tangan – tawa). “Engkau tidak boleh membunuh”, kata mereka. Tetapi kapan mereka pernah mengutuk pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh DI-TII, PRRI-Permesta dan oleh kaum imperialis yang dikepalai oleh Amerika Serikat? (Tepuk tangan).
Kawan-kawan!
Moral Komunis adalah moral manusia yang paling progresif, yang maju dan paling tinggi. Moral Komunis mencerminkan kepentingan kelas buruh, pencipta masyarakat baru, masyarakat Komunis, mencerminkan kepentingan seluruh kaum pekerja. Di sinilah sumber kekuatan dan vitalitasnya.
Dalam sumpah Partai ketinggian moral Komunis dirumuskan sebagai berikut:
“Saya bersumpah akan memenuhi semua kewajiban Partai, memelihara kesatuan Partai, melaksanakan keputusan-keputusan Partai, menjadi contoh dalam perjuangan untuk tanah air dan rakyat, berusaha menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari, meneguhkan hubungan massa dengan Partai, berusaha memperdalam kesadaran dan menguasai prinsip Marxisme-Leninisme, berterus-terang dan jujur kepada Partai, menaati disiplin Partai, menjaga keselamatan Partai”.
Saya baca kembali walaupun sudah terdapat dalam Konstitusi, kadang-kadang kita lupa. (Tawa).
Demikian Sumpah Partai.
Dalam isi sumpah ini kita lihat betapa satunya moral Komunis dengan pelaksanaan program Partainya. Kita kaum Komunis berbuat kebaikan di dunia sama sekali bukan karena mengharapkan balas budi. Berdasarkan sumpahnya kepada Partai, kaum Komunis di samping menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan keluarga, ia pertama-tama dan terutama adalah seorang revolusioner yang bersama-sama dengan massa berdiri di depan untuk mengubah dan memperbaiki masyarakat sesuai dengan program Partainya.
Berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari, berarti setiap Komunis harus mengusahakan supaya dalam kehidupan sehari-hari ia tidak mengeksploitasi orang lain, tidak memperkaya diri, tidak melakukan korupsi, tidak berbuat mesum, tidak berjudi, tidak suka mabuk, sederhana, hemat, dan sebagainya. Di dalam perkawinan kaum Komunis tidak menyukai perceraian kecuali kalau ada sebab-sebab yang sudah dipertimbangkan masak-masak dan dipertanggungjawabkan penuh sebagai Komunis. (Tepuk tangan). Sebagaimana setiap Komunis harus mencintai dan menjunjung tinggi Partainya, ia harus juga mencintai istri atau suaminya dan sama-sama menjunjung tinggi nama baik keluarga Komunis baik sebagai istri maupun sebagai bapak atau pun ibu. Rumah tangga keluarga Komunis kini masih menghadapi kesulitan finansial sehari-hari. Dalam menghadapi kesulitan demikian, kaum Komunis tidak menjadi dungu, tidak bertopang dagu bagaikan dirundung malang, tidak berputus asa dan putus harapan, tetapi ia dengan penuh optimisme berjuang untuk hari depan yang gemilang dan dengan rasa bahagia senantiasa berusaha untuk menjadikan keluarganya berguna bagi masyarakat. (Tepuk tangan). Inilah moral Komunis, setiap anggota PKI senantiasa tinggi pengabdiannya kepada Partainya, kepada rakyat dan kepada tanah air.
Ketinggian moral Komunis dilahirkan oleh suatu semangat berjuang guna kemajuan umat manusia, melawan penindasan seseorang terhadap orang lainnya. Kaum Komunis merasa sebagai tugas sucinya untuk membangun dengan sungguh-sungguh satu masyarakat yang adil dan makmur.
Seorang Komunis tidak menyerah kepada nasib tetapi ia sendiri turut serta mengubah nasibnya dan nasib seluruh rakyat. Moral Komunis adalah moral kepercayaan, keteguhan, dan kemenangan. Hal ini sudah dibuktikan oleh riwayat perjuangan PKI selama penjajahan Belanda, selama pendudukan fasis Jepang dan sesudah Proklamasi tahun 1945 sampai sekarang.
Kaum Komunis adalah manusia-manusia yang berkemauan baja. Ia harus ulet, berani, selalu meninggikan kepandaiannya dan tetap teguh terutama pada saat-saat yang sulit dan berbahaya serta di mana tujuan nampaknya masih jauh.
Marilah kita lebih membajakan dan mendidik diri, memelihara kemurnian moral Komunis. Lebih-lebih dalam keadaan masyarakat seperti sekarang, di mana massa rakyat masih terus-menerus mengalami kesulitan penghidupan sehari-hari yang begitu berat di samping kemewahan berlebih-lebihan daripada beberapa gelintir kapitalis birokrat, yang di samping menghambur-hamburkan uangnya juga menghambur-hamburkan kebejatan moral mesumnya, makin diperlukan lagi keteguhan ideologi dan solidaritas Komunis dari setiap anggota Partai kita.
Dengan bekerja dan belajar, memadukan teori dengan praktek, di bawah pimpinan CC yang diketuai Kawan D.N. Aidit, kita terus-menerus menjunjung tinggi moral Komunis kita, sehingga semua Komunis benar-benar merupakan satu kekuatan yang perkasa yang tanpa reserve mengabdi kepada Partai, kepada tanah air dan rakyat Indonesia yang jaya. (Tepuk tangan).
Majulah terus mengibarkan tinggi-tinggi Tripanji Partai dan Tripanji Bangsa! (Tepuk tangan lama).